Mengapa mata kita begitu lemah?
Seperti kita tahu jarak bintang terjauh dengan mata sehat kurang lebih 6.500 tahun cahaya. Sedangkan, jumlah mata sehat dunia selalu menurun seiring dengan peningkatan penggunaan gadget secara keseluruhan. Tentu, angka 6500 tahun ini akan menjadi tak relevan.
Di samping itu, struktur mata kita sendiri juga tak mendukung untuk melihat benda jauh. Retina mata manusia memiliki sel-sel reseptor cahaya dengan sensitivitas terbatas, berbentuk batang dan kerucut. Batang bisa sensitif dengan benda redup, tetapi tidak bisa membedakan warna. Sedangkan, kerucut kurang sensitif dengan benda redup, tetapi bisa membedakan warna.Â
Sebagai tambahan, ukuran bola mata kita sebagai makhluk bumi tergolong kecil dibandingkan dengan beberapa hewan nokturnal. Semakin kecil bola mata bisa diartikan semakin sedikit juga cahaya masuk ke dalam mata, sehingga membatasi kemampuan untuk mengamati.
Meski demikian, para astronom sudah menemukan teleskop sejak abad ke-17. Teleskop tak bisa dibantah sangat berguna dalam membantu kita, semenjak bisa mengumpulkan lebih banyak cahaya, sehingga penangkapan objek juga jauh lebih terang dan detail. Bahkan, teleskop terjauh dari James Webb diperkirakan mampu menangkap objek hingga jarak 130 miliar tahun cahaya.
Seberapa jauh manusia menjaga
Kita semua tahu peradaban manusia sudah berusaha cukup maksimal untuk urusan mengamati benda langit, juga mencari tanda kehidupan dari luar angkasa. Bukan cuma untuk mengetahui, tetapi juga menjaga semua bisa tetap lestari.
Ketakutan terbesar dari bintang-bintang di angkasa merupakan polusi cahaya, sebab semakin tebal polusi cahaya bertebaran dalam atmosfer akan mengganggu pancaran bintang dari luar menuju ke dalam. Terlebih, pancaran bintang dari luar memang tak terlalu terang.
Polusi cahaya ini termasuk dari gedung-gedung, supermarket, hingga industri saat malam hari. Semua sinar yang sengaja diarahkan ke atas untuk mendapatkan penerangan lebih baik. Ini tidak hanya mengganggu ekosistem langit, tetapi juga kehidupan binatang nokturnal secara keseluruhan.
Dari sini peran kita sebagai insan bumi untuk menjaga semua hal ini berbagai perkumpulan, termasuk International dark-sky association, Globe at night, The World at night dan masih banyak lagi, yang tak kenal lelah mengadvokasi urgensi penggunaan intelligent lighting dalam menjaga kelestarian langit.
Setelah semuanya, memang sudah menjadi sebuah keharusan untuk menjaga penampakan, langit malam Nyepi di Bali harus berlangsung lebih lama dan luas. Sampai titik ini, kita semua sudah mengerti tentang peran untuk membuat langit lestari. Maka dari itu, tidak ada alasan untuk tidak berkontribusi dalam menjaga semua ini.