Mohon tunggu...
Hadi Tanuji
Hadi Tanuji Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Analis Data, Konsultan Statistik, Pemerhati Hal Remeh Temeh

Aktivitas sehari-hari saya sebagai dosen statisika, dengan bermain tenis meja sebagai hobi. Olah raga ini membuat saya lebih sabar dalam menghadapi smash, baik dari lawan maupun dari kehidupan. Di sela-sela kesibukan, saya menjadi pemerhati masalah sosial, mencoba melihat ada apa di balik fenomena kehidupan, suka berbagi meski hanya ide ataupun hanya sekedar menjadi pendengar. Sebagai laki-laki sederhana moto hidup pun sederhana, bisa memberi manfaat kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komunikasi Itu Rasa, Bukan Hanya Kata

25 April 2025   21:36 Diperbarui: 25 April 2025   21:36 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seni komunikasi ((Sumber: radarjabar.com)

Kenapa?

Bukan karena siapa yang lebih dekat. Bukan karena isi ajakannya. Tapi karena cara berkomunikasi. Si A datang dengan gaya to the point, mungkin terkesan buru-buru dan terlalu serius. Si B datang dengan senyum, pembuka yang ringan, dan bahasa yang menyesuaikan.

Kadang, yang kita sampaikan tidak sekuat cara kita menyampaikannya. Di sini saya melihat, komunikasi adalah seni.

Komunikasi Bukan Hanya Lisan

Komunikasi bukan hanya soal lisan. Bahasa tubuh, ekspresi wajah, pilihan waktu, bahkan diam pun bisa jadi cara berkomunikasi. Seorang anak bisa tahu ayahnya marah bukan karena ayahnya berkata "Saya marah", tapi dari cara sang ayah diam, cara berjalan, cara menatap, dan nada suara yang berubah.

Berkomunikasi melibatkan bahasa tubuh, ekspresi wajah (Sumber: ekrut.com)
Berkomunikasi melibatkan bahasa tubuh, ekspresi wajah (Sumber: ekrut.com)

Begitu pula dalam hubungan pertemanan, keluarga, hingga relasi kerja. Kadang orang tidak butuh jawaban panjang, hanya butuh tatapan mata yang hangat atau ekspresi mendengar yang tulus dan serius.

Banyak Cara Menyampaikan, Banyak Cara Ditangkap

Komunikasi juga soal timing. Di waktu yang sama, satu pesan bisa diterima berbeda tergantung siapa yang menyampaikan dan bagaimana situasinya. Misalnya, saat seseorang sedang sedih, kita ingin memberi semangat. Tapi alih-alih merasa terhibur, dia bisa merasa tidak dimengerti jika cara kita menyampaikan terlalu ceria atau bahkan menggampangkan kesulitannya.

"Kamu kenapa menangis? Sudahlah, jangan nangis lagi. Cuma masalah sepele kok ditangisi."

Kalau kita yang nangis digituin kira-kira gimana?

Di sinilah seni membaca situasi berperan. Sama seperti memasak: bahan boleh sama, tapi takaran, waktu masak, dan cara menyajikannya akan memengaruhi rasa.

Komunikasi adalah Jalan Dua Arah

Satu hal penting: komunikasi bukan cuma soal pintar bicara. Tapi juga mau dan mampu mendengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun