Tapi malam tak akan lengkap tanpa kopi. Kopi adalah teman yang membuatku tetap terjaga, tetap fokus, dan tetap produktif. Tanpa kopi, malam terasa panjang dan melelahkan. Tapi dengan kopi, malam menjadi teman yang menyenangkan. Seperti dua sahabat yang saling melengkapi, malam dan kopi membantuku berkarya di kesunyian.
Kopi, Malam, dan Produktivitas
Banyak orang mencari rahasia produktivitas. Bagi sebagian orang, mungkin itu adalah rutinitas pagi yang rapi, manajemen waktu yang ketat, atau strategi kerja yang disiplin. Bagiku, rahasianya sederhana: kopi dan malam.Â
Malam dan kopi adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan dalam hidupku. Malam memberiku ketenangan, sementara kopi memberiku energi. Kombinasi ini seperti pasangan yang saling melengkapi. Malam adalah waktuku untuk berpikir, menulis, dan berkarya. Dan kopi? Kopi adalah bahan bakarnya. Tanpa kopi, malam terasa hampa. Tanpa malam, kopi terasa kurang greget. Tapi ketika keduanya bersatu, aku merasa bisa menaklukkan dunia--- hmmm ketinggian sih, atau setidaknya, menaklukkan deadline.
Ketika dunia mulai tertidur, aku justru mulai terjaga. Ketika kelelahan datang, aku menyesap kopi. Ketika ide macet, aroma kopi membangkitkan gairah berkarya. Seakan ada simbiosis yang tidak tertulis antara aku, kopi, dan malam. Kami bertiga bekerja sama untuk menciptakan sesuatu.
Di tengah malam, aku merangkai kata demi kata. Kopi setia di sampingku, mendampingiku menghadapi layar kosong yang perlahan mulai terisi. Ia tidak pernah bertanya, tidak pernah menyela, hanya diam, tapi kehadirannya begitu berarti.
Kopi Tidak Pernah Menghakimi
Di dunia yang sering kali terlalu ribut, terlalu banyak tuntutan, kopi justru sebaliknya. Ia tidak pernah menghakimi. Ia tidak peduli apakah aku sedang produktif atau hanya melamun menatap dinding. Tidak masalah apakah aku sedang menulis mahakarya atau sekadar mencoret-coret tanpa arah. Kopi tetap ada di sana, mendampingi tanpa mengeluh.
Berbeda dengan dunia luar yang sering kali penuh ekspektasi, kopi menerima apa adanya. Ia tidak meminta balasan, tidak mengharapkan apa pun selain dinikmati. Dan mungkin, di situlah letak pesonanya. Ia memberi tanpa menuntut.
Kopi dan Malam: Filosofi Kehidupan
Jika dipikir-pikir, kopi dan malam bukan sekadar teman untuk begadang. Mereka mengajarkan banyak hal tentang hidup. Kopi mengajarkan bahwa kepahitan bisa dinikmati, bahwa dalam kesederhanaannya, ia tetap bisa memberikan manfaat. Malam mengajarkan bahwa ada keindahan dalam kesunyian, bahwa terkadang justru dalam gelap kita menemukan cahaya.
Aku, kopi, dan malam. Kombinasi yang mungkin sederhana, tapi bagiku, adalah formula sempurna untuk berkarya. Tidak perlu banyak alasan, tidak perlu banyak kata, cukup rasa yang mengalir dalam diam. Dan di setiap tegukan kopi di malam hari, aku tahu bahwa aku sedang berkarya, meski hanya untuk diriku sendiri.
Jadi, jika suatu malam kamu terjaga dan merasa sendiri, mungkin yang kamu butuhkan hanyalah secangkir kopi. Biarkan ia menemanimu dalam diam, biarkan pahitnya menghangatkanmu, dan biarkan malam membisikkan inspirasi. Karena siapa tahu, di malam yang sunyi dan secangkir kopi itu, ada karya besar yang sedang menanti untuk lahir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI