Kita pernah saling sapa,
meski awalnya hanya tatap yang tak sengaja.
Namun di situlah cinta mulai tumbuh,
diam-diam, tapi nyata.
Kita pernah saling bercerita,
tentang hari-hari yang terlalu sunyi untuk sendiri.
Kita pernah tertawa,
di antara kopi yang tak pernah benar-benar habis.
Kita pernah diam,
namun saling mengerti tanpa perlu berkata banyak.
Lalu waktu berlalu,
mengalir tanpa jeda, tanpa menunggu siapa pun.
Hari ini, kita tak lagi saling menyapa,
hanya tahu… bahwa kita pernah ada.
Meski kepergianmu tanpa pamit,
namamu masih tinggal dalam diam.
Wajahmu yang indah menetap dalam rinduku
bukan sebagai yang kumiliki,
tapi sebagai yang pernah mengisi
kekosongan semesta cinta ini.
Jarak dan waktu menguji jiwa,
mendewasakan rasa tanpa kata.
Kelak, jalan kita mungkin berbeda,
tapi jejakmu abadi di dada semesta.
Pertemuan ini adalah anugerah,
dan perpisahan bentuk lain dari cinta
yang tak pernah memaksa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI