Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penyihir dari Axtraliz - Chapter 6

12 Januari 2020   07:11 Diperbarui: 12 Januari 2020   07:14 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Di langit-langit ruang singasana kerajaan terdapat lukisan bergambarkan malaikat dan cupid yang sedang bermain-main di langit. Figure malaikat dan cupid dalam lukisan langit-langit itu bergerak-gerak dan bermain-main di sekitar awan-awan. Akan tetapi, mereka juga dapat melihat kita dan merasakan kita. 

Di lantai juga terdapat lukisan  peri-peri di dalam taman bunga-bunga dan duyung-duyung berenang di dalam danau. Gambar itu juga bergerak-gerak juga dan mereka memperhatikan kami dari bawah dan menjauh dari kamu juga. Ada juga beberapa duyung berenang mengelilingi kami. Ketika kami berjalan di lukisan genangan air, genangan air menciptakan gelombang dan ciprakan. 

Di kursi takta terdapat 3 kursi, yaitu kursi raja, ratu atau permaisuri, dan putri makhota. Kursi raja terbuat dari emas dan berpahat seperti burung Griffin raksasa yang menebarkan sayapnya. Kepala patung burung Griffin itu mengenakan sebuah makhota yang mengartikan, bahwan itu bukan hanya Griffin biasa melainkan raja Griffin. 

Kepala patung burung Griffin membongkok ke bawah, seperti sang Griffin menunjuk kedudukan raja sebenarnya ada duduk di kursi ini. Kursi permaisuri atau ratu berada di sebelah kanan kursi raja. Kursi permaisuri ini dipahat dalam berwujud sekumpulan peri sedang mengelilingin singgana kursi takta permaisuri, juga dicat berwarna emas. 

Setiap perinya memiliki 3 pasang sayap yang mengkilap dan bergerak-gerak. 2 pasang sayap menempel dipunggun mereka dan sepasang sayap lagi menempel di sepasang kaki mereka. Kursi terakhir adalah kursi putri makhota berada di sebelah kiri kursi raja. Kursi itu terpahat seperti kumpulan burung dan peri-peri kecil yang memiliki sepasang sayap dan kursi tersebut berwarna perak. 

Kami semua dikelilingi oleh prajurit-prajurit kerajaan yang berdiri berbaris di kanan kiri kami. Mereka menghadap kami sambil meletakan senjata mereka.

"Raja tiba!" Seseorang bersuara keras. Setelah mendengar itu, semua prajurit juga ikut berkata juga. Ruang singgasana menjadi bergema. 

Sang raja masuk ke dalam ruang takta. Sang raja memakai baju zirah yang berwarna emas dan memakai makhota emas yang memiliki sepasang tanduk terpintal bercabang tiga, yang terlihat seperti tanduk rusa. Makhota tersebut memiliki 3 batu permata yang memiliki 3 warna yaitu merah, biru, dan hijau. Batu tersebut melambangkan unsur api, air, dan alam. 

Baju zirah emasnya terdapat ukiran sisik binatang, Sang raja lebih terlihat seperti makhuluk gaib bertanduk dan berkulit emas. Dia juga mengenakan jubah sutra yang berwarna merah seperti warna mawar. Dia berjalan dengan mengeluarkan suara hentrakan kaki dan gerekan baju zirahnya. 

Aku merasakan baju yang cukup berat juga. Wajah yang raja tersebut memiliki janggut putih yang terlihat seperti warna perak. Wajahnya tersebut terlihat cukup tampan sebagai seseorang laki-laki yang telah berumur tua, meskipun dia memiliki cukup banyak keriput. Matanya berwarna biru muda seperti warna langit. Kulit raja tersebut berwarna kuning keputihan seperti orang asia campuran. Meskipun dia cukup berumur, pria berumur ini cukup tegap berjalannya seperti seorang prajurit.

"Itu raja Maxiuz. Raja Xeo. Orang-orang suka menyebut dia Raja satria emas." Con-con membisiki kupingku dan aku juga membuka sketch book Estephania. Melihat gambar raja yang dikhayalkan. Di dalam buku ini dituliskan ciri-ciri raja emas itu dan namanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun