Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Nyanyian Anak Rantau "Rindu Kampung" - Chapter 6

24 Maret 2024   11:46 Diperbarui: 24 Maret 2024   12:46 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perasaan anak rantau hampir semua sama, apalagi mendengarkan lagu atau nyanyian tentang anak rantau seakan-akan "menyayat hati karena rindu menggelora" lantunan lirik lagu membuat kami "ingin cepat pulang" kampung halaman, bertemu sanak saudara di kampung.

"Kami bukan cuek terhadap kampung halaman, namun kami masih punya tanggung jawab yang harus diperjuangkan untuk masa depan yang lebih cemerlang, lantunan lagu sunguh membuat kami terus bangkit dan rindu kampung selalu tertanam di sanubari". - Noto Susanto.

Selama bulan puasa "saya melihat dan mendengar di beberapa media sosial (medsos) seperti tiktok, facebook, instagram dan status whatsApp teman dan saudara "ya intinya tema videonya tentang pulang kampumg halaman, dengan versi penyanyi yang berbeda-beda.

Rindu terpendam "ketika mendengarkan lagu tentang kampung halaman", namun apalah daya terkadang situasi dan kondisi tidak memungkinkan karena tidak bisa pulang kampung karena beberapa faktor seperti "karena tidak punya uang, cuti kerja cuma sedikit, menjadi karyawan belum dapat cuti, dan lain sebagainya.

"Pikiran kami anak rantauan sudah di kampung, ingin segera cepat pulang meskipun banyak rintangan yang dihadapi, kalau bisa terbang kami sudah setiap hari terbang bolak-balik menuju kampung halaman". - Noto Susanto

Bukan karena alasan, tapi harus pulang kampung itu memerlukan modal yang tidak cukup "saya membandingkan dengan jarak "Antara Jakarta dengan Sumatera Selatan menuju Musi Rawas Utara, kecamatan Rupit di Desa Batu Gajah". Mungkin bagi yang belum pernah merantau "pasti dengan mudahnya ngomong, kenapa nggak pulang bro dan sebagainya", padahal dihatinya mau banget pulang "karena nggak punya uang"?.

Study From "Lagu Untuk Renungan Anak Rantau":

Sesuai dengan teman diatas, bagaimana makna dari sebuah lagu atau nyayian untuk dikenang khususnya bagi anak rantau, lagu ini akan diuraikan berdasarkan analisa dan pengalaman:

"Berawal cari pengalaman
Meninggalkan kampung halaman
Berbekal nasehat dan doa
Dari orang-orang tercinta".

Pada dasarnya, anak rantau itu tujuan merantau untuk mencari pengalaman dengan meninggalkan kampung halaman yang dibekali oleh nasehat dan do,a dari kedua orang tua dan sanak saudara lainnya. Keyakinan ini, memberikan dorongan untuk tetap melangkah demi perubahan dan menuju masa depan lebih baik.

"Berbohong tentang keadaan
Agar mereka tak kepikiran
S'lalu menanti saatnya kembali
Meski kadang hanya setahun sekali, oh-wo".

Situasi dan kondisi di perantauan membuat kami, anda dan saya mensiasati tentang keadaan sebenarnya "agar orang di kampung halaman tidak khwatir dan selalu memikirkan di peratauan ini". Dengan hati yang rindu dan selalu dipikirkan untuk bisa pulang kampung halaman, meskipun terkadang hanya setahun sekali "itupun kalau ada uang".

"Mengukir cerita di perantauan
Belajar dewasa dengan pilihan
Meski kadang ramainya kota ini
Terasa begitu sunyi".

Bagi yang merasa pernah merantau dan sampai saat ini masih di perantauan, tentu banyak cerita dan kisah yang berbeda-beda setiap orangnya "karena perjalanan hidup untuk membentuk kedewasaan dan kemandirin dalam mencari nafkah", terkadang merasa sepi meskipun berada ditengah ibukota yang selalu ramai.

"Bertemu banyak wajah baru
Ada yang mencuri hatiku
Ada yang menemani tertawa
Saat hidup sedang merana"
.

Berbagai macam orang yang berbeda-beda yang dijumpai, berteman maupun persahabatan serta menetapkan pilihan pada proses mencari pekerjaan yang bisa menemani dalam mengarungi kehidupan baik suka maupum duka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun