Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menilik Public Speaking Pejabat, Obral Kata Tapi Minim Prestasi

14 September 2025   11:21 Diperbarui: 14 September 2025   11:21 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalahnya, di balik klarifikasi dan permintaan maaf (jika ada), kinerja atau program konkret kadang sulit dilihat. 

Masyarakat terus menuntut, di mana bukti nyata dari janji-janji atau pernyataan pejabat? 

Contohnya dalam kasus Noel, publik mempertanyakan sampai sejauh mana program-program proteksi pekerja migran, ekonomi warga desa. 

Termasuk di dalamnya, peningkatan lapangan kerja dibandingkan dengan banyaknya pernyataan yang viral namun hanya menyisakan kegundahan dan kegaduhan.

Contoh lain yang lebih umum, pejabat yang setelah kecaman publik menjalin klarifikasi publik, tetapi tidak ada kejelasan kapan atau bagaimana janji-program akan dilaksanakan atau diklarifikasi secara tertulis. 

Ini membuat kepercayaan publik melemah, dan muncul persepsi bahwa “klarifikasi” hanyalah taktik meredam gelombang kritik, bukan komitmen terhadap perubahan.

Klarifikasi sering juga tak menolong, tetap berujung pada reshuffle (dok foto: rakyatsulsel.fajar.co.id)
Klarifikasi sering juga tak menolong, tetap berujung pada reshuffle (dok foto: rakyatsulsel.fajar.co.id)

Mengapa Pola Ini Tetap Bertahan?

Setidaknya, terdapat 3 faktor yang memicu pejabat berbicara duluan, baru klarifikasi kemudian.

Pertama, kepekaan media dan sorotan sosial media.
Sebuah pernyataan bisa langsung viral, maka pejabat merasa harus merespons cepat, meski belum matang pertimbangannya.

Kedua, politik persepsi. 
Popularitas dan citra sering dianggap penting. Lebih mudah mencetak headline dengan pernyataan drastis dibanding kerja panjang yang jarang diberitakan.

Ketiga, risiko hukum dan politik.
Klarifikasi kadang dianggap lebih aman daripada langsung mengakui kesalahan atau minta maaf, yang bisa digunakan lawan politik.

Harusnya Fokus pada Konsistensi dan Prestasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun