Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menelisik Manfaat dan Bahaya Minyak Jelantah, Termasuk Bekas MBG

1 Juli 2025   05:22 Diperbarui: 2 Juli 2025   07:53 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak Jelantah bisa dibuat jadi bioavtur (dok foto: kabarbisnis.com)

Halodoc dan Greenia menyebutkan bahwa konsumsi minyak jelantah yang telah digunakan berulang kali dapat meningkatkan risiko hipertensi, stroke, dan kerusakan hati. 

Anak-anak dan lansia adalah kelompok yang paling rentan jika makanan yang dikonsumsi mengandung minyak jelantah.

Dari sisi lingkungan, pembuangan minyak jelantah sembarangan juga menjadi ancaman.

 Minyak bekas yang dibuang ke saluran air bisa menyebabkan penyumbatan, pencemaran tanah.

Buangan minyak jelantah juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem air karena menghalangi oksigen masuk ke dalam air.

Buangan minyak jelantah bisa mencemari lingkungan hidup (dok foto: greenia.id) 
Buangan minyak jelantah bisa mencemari lingkungan hidup (dok foto: greenia.id) 

Butuh Edukasi

Melihat potensi sekaligus risiko tersebut, maka edukasi masyarakat sangat penting. Minyak goreng sebaiknya hanya digunakan maksimal dua kali penggorengan. 

Setelah itu, disalurkan ke tempat pengumpulan yang sudah ditentukan seperti SPPG atau unit pengelola minyak jelantah yang diawasi pemerintah.

Edukasi tidak hanya ditujukan kepada masyarakat, tetapi terlebih pada kelompok yang mengemas ulang dan menjual minyak jelantah ke pasar untuk digunakan lagi.

Padahal, minyak bekas tersebut sudah digunakan berkali-kali yang mana sangat berbahaya bagi kesehatan apabila dibeli dan dipakai lagi oleh masyarakat.

Pemerintah selaku pembuat regulasi dan pelaksana fungsi kontrol harus berani tegas dan lebih ketat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun