Mohon tunggu...
Gray Hansen Limantoro
Gray Hansen Limantoro Mohon Tunggu... Doing Hobby

Educator. A Graphic Designer with expertise in photography, research, and teaching, as well as an active blogger. Experienced in creating compelling visual designs, capturing moments through the lens, and conducting research in design, culture, and typography. Skilled in teaching and sharing creative insights, both in academic and professional settings. Passionate about exploring the latest design trends and sharing thoughts through inspiring writing.

Selanjutnya

Tutup

Love

Kamu Sudah Mencintainya Dengan Benar?

14 April 2025   19:04 Diperbarui: 14 April 2025   19:04 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta itu Indah, terkadang seperti mentari, terkadang seperti bulan. Sama-sama menerangi, namun semua ada masanya.

Cinta itu bukan soal "mengubah dia jadi seperti yang kamu mau", tapi bagaimana kalian bertumbuh bersama, saling belajar, saling membuka ruang untuk berkembang. Kalau kamu mencintainya dengan benar, kamu akan mendukung dia menjadi versi terbaik dirinya, bukan versi yang kamu bentuk demi kenyamananmu. Oleh karena itu, sebelum memutuskan mencintai seseorang, pahami dulu kelemahannya, supaya jangan sampai kamu membebani dirimu sendiri dengan kelemahan yang sebenarnya kamu tidak bisa menoleransinya.

Cinta Bukan Obsesif

"Mature love says: 'I need you because I love you.' Immature love says: 'I love you because I need you.'" Erich Fromm, yang dalam bukunya The Art of Loving, menyampaikan ide bahwa cinta sejati bukan tentang kebutuhan, tapi tentang memberi. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, "Cinta yang dewasa mengatakan: 'Aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu. Cinta yang belum dewasa mengatakan: 'Aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu.'" Mengartikan bahwa kamu tidak dapat hanya mencintai seseorang karena kamu menginginkan dia. Namun kamu membutuhkan dia karena kamu mencintainya. Hal ini bertolak belakang antara cinta dan obsesi, yaitu ketika cinta hadir, kamu tidak lagi menuntut dia ada untukmu. Namun jika kamu menuntut dia harus selalu ada bersamamu, maka itu bukanlah cinta, melainkan obsesi atau ketergantungan.

Obsesi berarti kamu memaksakan seseorang harus ada bersama denganmu, walau terlihat mirip dengan cinta, namun cinta bertolak belakang dengan obsesi. Obsesi mengartikan kemelekatan dan kepemilikan kita dengan orang lain. Seolah-olah orang lain adalah milik kita, dan kita berhak untuk mendominasi serta mengaturnya. Obsesi bersifat menuntut, namun cinta bersifat menerima, membimbing dan memahami.

Cinta Terjadi Atas Dukungan Kedua Belah Pihak

Pasti lelah berjuang sendirian... Cinta itu dibangun atas kedua belah pihak. Ketika kamu terus-terusan memberi, tanpa menerimanya, kamu hanya dimanfaatkan. Cinta boleh tapi jangan bodoh. Jangan sampai karena mencintai seseorang, harga dirimu dipertaruhkan. Ketika hanya kamu yang berjuang, maka sudah jelas dia tidak menghargaimu. Kamu punya hak untuk pergi, dan harga dirimu tidak akan berkurang sedikitpun. Justru ketika kamu memilih bertahan dengan dia, harga dirilah yang kamu korbankan.

Siap Pacaran Berarti Siap Berkomitmen

Jika belum bisa berkomitmen sebaiknya menjalani hubungan sebagai teman atau sahabat. Jangan terburu-buru memiliki pasangan jika belum kenal pasti karakter dari pasanganmu, karena saat berteman, memiliki karakter yang berbeda saat pacaran. Kenali dulu dengan baik orang yang kamu cintai, jika cocok silahkan bangun hubungan, jika tidak lebih baik cukup berteman. Karena pada masa pacaran, kamu sudah harus siap berkomitmen, ini bukan soal aturan semata, namun ini menjadi nilai atas harga dirimu sendiri. Bagaimana kamu menghargai pasanganmu, seperti itulah gambaran kamu menghargai dirimu sendiri. Ketika kamu pacaran, kamu tidak dapat menjadikan lawan jenis sebagai orang ketiga yang dapat kamu perlakukan "sama spesialnya" atau "lebih spesial" dari pasanganmu. Hal itu bentuk dari tanggung jawabmu atas konsekuensi hubungan yang telah kamu jalankan.

Jangan Hanya Saling Melengkapi, Tapi Harus Setara

Bayangkan ketika kamu mencintai seseorang, tapi pembahasanmu tidak cocok dengan orang tersebut. Kamu membahas tentang hobi yang bervariasi, sedangkan pasanganmu hobinya hanya tidur, pasti tidak akan nyambung. Hubungan memang sifatnya melengkapi kekurangan. Namun melengkapi kekurangan bukan berarti membiarkan kamu menurunkan standarmu demi orang lain yang jelas tidak setara dengan kamu. Kamu tidak bisa memberikan bunga pada orang yang lebih suka menerima cincin. Isi pemikiran kalian pasti berbeda dan cenderung bertabrakan.

Kamu memiliki batas toleransi atas kelemahan seseorang yang kamu cintai, dan sebaiknya batas toleransi itu jangan kamu langgar, agar kamu tidak lelah mencintainya dikemudian hari. Komunikasi yang baik itu komunikasi yang nyambung, bukan mau menang argumen sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun