Sudahkah Kamu Mau Komunikasi yang Jujur dan Terbuka?
Cinta bukan soal selalu indah, tapi soal bisa ngobrol jujur saat keadaan nggak baik-baik saja. Kalau kamu takut mengungkapkan isi hati karena takut ditinggal, bisa jadi itu bukan cinta... tapi rasa takut yang menyamar jadi cinta. Perasaan itu bagai sampah yang semakin lama, semakin menumpuk, jika tidak diungkapkan dan dikomunikasikan, sampah itu akan meledak. Begitu juga cinta, jika dalam hubungan merasa ada sesuatu yang mengganjal, alangkah baiknya untuk berkomunikasi dan mencari jalan keluar bersama.
Jika kamu mengalami sesuatu dalam hubungan dan tidak dikomunikasikan, hal itu akan menumpuk di dalam batinmu dan bisa meledak. Hal itu akan menjadikan hubunganmu dengan pasangan menjadi lebih runyam. Berani terbuka, cinta terbangun atas keterbukaan dari kedua belah pihak. Selain keterbukaan, kamu juga harus bisa memahami apa yang terjadi pada pasanganmu. Hal ini yang menjadikan komunikasi yang terjadi tetap kondusif.
Apakah Kamu Mencintai Mereka Karena Mereka... atau Karena Kamu Takut Sendiri?
Kadang kita mengira kita jatuh cinta, padahal kita cuma takut kesepian. Bedanya? Kalau kamu benar-benar mencintai, kamu ingin mereka bahagia, dengan atau tanpa kamu. Kalau kamu cuma takut sendiri, kamu hanya ingin mereka tetap di sampingmu, meskipun kamu tahu kalian saling melukai. Rasa suka itu hal wajar sebagai manusia, selama kamu masih hidup di dunia ini, masih hadir sebagai manusia, kamu tidak dapat menghindari rasa suka dna itu hal yang wajar. Namun kamu juga punya hak untuk mengendalikan perasaanmu. Jangan sampai perasaanmu yang justru mengendalikan dirimu. Sebelum memutuskan untuk membuka hati, dan mencintai seseorang, kamu perlu mengetahui dulu motivasi apa yang menjadi alasanmu untuk mencintainya. Motivasi akan berpengaruh pada jalannya hubungan di masa depan. Sehingga, ketika kamu punya hati yang bersih, kamu dapat menjalani hubungan dengan murni.
Cinta itu Keputusan bukan Perasaan
Cinta memiliki pondasi, pondasi itu lahir dari motivasi yang dibangun dari awal hubungan dijalankan. Perlu disadari bahwa perasaan itu hanya sensasi yang bersifat sementara. Jika kamu ingin hubunganmu hancur dengan cepat, maka gunakanlah perasaan sebagai acuan dari cinta. Namun, hubungan yang positif bukan mengandalkan perasaan sebagai motivasi utama dalam menjalani hubungan. Perasaan yang memudar akan memudarkan motivasi dan menghilangkan cinta secara perlahan. Terlebih, perasaan tidak bersifat abadi dan hanya sementara. Hal ini menyebabkan entah kamu atau pasanganmu, mencari orang lain untuk menghidupkan spark dalam hubungan yang akan makin menghancurkan hubunganmu.
Kamu perlu adanya keputusan yang mengalahkan perasaan. Kendalikan perasaanmu, sehingga saat perasaan itu menghilang, kamu tetap berkomitmen pada pasanganmu. Saat perasaan itu hilang, ganti situasinya bukan orangnya. Kelak kamu akan mengatakan: "Walaupun perasaanku kian menghilang, cintaku tetap nyata. Mencintainya sudah menjadi keputusanku sejak awal."
Mencintai Bukan Untuk Coba-Coba
Hati orang lain bukan playground atau taman bermain. Kalau belum siap berkomitmen, jangan mencintai terlalu dalam terlebih pacaran. Perlu diingat hatimu juga bukan tempat penampungan sakit hati. Pacaran yang benar, ialah pacaran untuk mengenal lebih dalam untuk melanjutkan pada jenjang pernikahan, bukan bermain atau coba-coba untuk memuaskan hawa nafsu. Pacaran yang berdiri atas sensasi coba-coba, pasti berakhir pada sakit hati yang paling dalam. Karena pada akhirnya, selain kamu mengorbankan waktu, uang, energi, kamu mengorbankan hatimu untuk hubungan yang tidak tahu arahnya ke mana.
Cinta yang Sejati Itu Bertumbuh, Bukan Memaksa