Dr. Goris Lewoleba, M.Si
Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara VOX POINT INDONESIA
Tanpa terasa, sudah 80 tahun berlalu kita menjadi negara merdeka, dan tepatnya pada hari ini Tanggal 17 Agustus 2025, kita bangsa Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan karena telah menjadi negara yang  bebas lepas dari para penjajah,  bangsa kolonial di masa yang lalu.
Berkenan dengan hal itu, maka peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tahun ini, menjadi momentum istimewa dalam sejarah perjalanan bangsa. Dikatakan demikian karena, untuk pertama kalinya, rakyat Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, sosok yang selama puluhan tahun dikenal sebagai figur militer, politisi nasionalis, dan pemikir strategis berwawasan geo-politik berbasis  citarasa kebangsaan Indonesia.
Kini, Presiden Prabowo Subianto hadir sebagai kepala negara yang mengemban  amanat rakyat untuk membawa Indonesia menuju kedaulatan sejati di berbagai bidang kehidupan.
Dalam sudut pandang yang lebih komprehensif untuk dapat memahami kenyataan di depan mata, maka sesungguhnya kemerdekaan itu  bukan lagi sebatas bebas dari penjajahan fisik. Hal ini disebabkan karena, pada  abad ke-21 ini,  tantangan bangsa Indonesia telah bergeser menjadi perjuangan untuk melawan ketimpangan sosial, ketergantungan ekonomi, degradasi moral, dan ancaman terhadap identitas nasional.
selama puluhan tahun dikenal sebagai figur militer, politisi nasionalis, dan pemikir strategis berwawasan geo-politik berbasis  citarasa kebangsaan Indonesia.
Kini, Presiden Prabowo Subianto hadir sebagai kepala negara yang mengemban  amanat rakyat untuk membawa Indonesia menuju kedaulatan sejati di berbagai bidang kehidupan.
Dalam sudut pandang yang lebih komprehensif untuk dapat memahami kenyataan di depan mata, maka sesungguhnya kemerdekaan itu  bukan lagi sebatas bebas dari penjajahan fisik. Hal ini disebabkan karena, pada  abad ke-21 ini,  tantangan bangsa Indonesia telah bergeser menjadi perjuangan untuk melawan ketimpangan sosial, ketergantungan ekonomi, degradasi moral, dan ancaman terhadap identitas nasional. selama puluhan tahun dikenal sebagai figur militer, politisi nasionalis, dan pemikir strategis berwawasan geo-politik berbasis  citarasa kebangsaan Indonesia.
Kini, Presiden Prabowo Subianto hadir sebagai kepala negara yang mengemban  amanat rakyat untuk membawa Indonesia menuju kedaulatan sejati di berbagai bidang kehidupan.
Dalam sudut pandang yang lebih komprehensif untuk dapat memahami kenyataan di depan mata, maka sesungguhnya kemerdekaan itu  bukan lagi sebatas bebas dari penjajahan fisik. Hal ini disebabkan karena, pada  abad ke-21 ini,  tantangan bangsa Indonesia telah bergeser menjadi perjuangan untuk melawan ketimpangan sosial, ketergantungan ekonomi, degradasi moral, dan ancaman terhadap identitas nasional.
Demikian juga, dapat diperlihatkan secara faktual bahwa, di tengah tantangan global yang semakin kompleks---dari perubahan iklim, gejolak geopolitik, hingga disrupsi teknologi---kita membutuhkan pemimpin yang berpikir taktis, bertindak cepat, namun tetap berpijak pada nilai-nilai Pancasila dan semangat kebangsaan dengan membangun jejaring dan relasi sosial politik dan ekonomi antar negara di dunia.
Presiden Prabowo, Â Membawa
Harapan akan  Perubahan Baru
Selama kurang lebih 10 tahun terakhir,  masyarakat bangsa Indonesia bersama Presiden Joko Widodo,  mengalami "situasi"  yang saat ini justru telah menjadi bumerang  sosial politik, dan sedang dipersoalkan oleh banyak kalangan sebagai warisan dari kepemimpinan Presiden sebelumnya itu.
Dengan demikian, maka Presiden Prabowo Subianto diharapkan akan membawa perubahan dan harapan baru, yang dapat dimaknai secara kontekstual dan signifikan bagi semua lapisan masyarakat, baik di kalangan kelas menengah ke atas maupun di ranah lapisan masyarakat akar rumput.
Perubahan dimaksud antara lain terkait dengan gaya kepemimpinan Presiden
Prabowo yang cenderung menampilkan citra pemimpin tegas, cepat mengambil keputusan, dan berorientasi pada aksi nyata demi kesejahteraan masyarakat bangsa Indonesia.
Hal ini menjadi nyata terasa secara kontras dengan gaya pemerintahan sebelumnya yang lebih menonjolkan otoritas prerogatif dalam  langkah gradual,  dengan berorientasi pada kepentingan elit politik dalam mempertahankan kekuasaan untuk membangun dinasti politik. Publik melihat bahwa, potensi perubahan ini sebagai tanda adanya percepatan eksekusi kebijakan yang tepat dan terukur.
Demikian juga dengan perubahan arah kebijakan, dimana Presiden  Prabowo berpotensi menggeser fokus,  dari pembangunan infrastruktur kepada  pertahanan dan kedaulatan negara --- memperkuat militer, industri pertahanan, dan diplomasi strategis, serta mengedepankan prinsip kedaulatan pangan dan  energi --- serta mengurangi ketergantungan impor, pengelolaan sumber daya alam yang lebih mempertimbangkan aspek proteksionis demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Kecuali itu, terjadi perubahan relasi politik kepemimpinannya dimana Ia  memimpin dalam situasi politik pasca-2024 yang relatif unik, karena Prabowo berangkat dari koalisi besar yang merangkul berbagai kubu, tetapi juga menghadapi ekspektasi publik untuk dapat keluar dari bayang-bayang Joko Widodo. Dengan demikian, maka, diharapkan oleh publik agar  Ia dapat menata jarak dan kedekatan ini sedemikian rupa  dimana hal itu, akan dapat menentukan arah politik lima tahun ke depan.
Kecuali itu, akan adanya perubahan simbolik
kepemimpinan Presiden Prabowo yang membawa nuansa baru di mata publik pada momentum Hari Kemerdekaan ini, melalui penekanan narasi dengan muatan nasionalisme, penguatan jati diri bangsa, dan peneguhan pada martabat Indonesia di kancah pergaulan internasional.
Pidato Kenegaraan, Â Mempertegas Identitas Presiden Prabowo Subianto
Sebagaimana yang disaksikan publik di seantero Tanah Air dan juga di kalangan mancanegara, Presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke 80, Â pada Tanggal 15 Agustus 2025 dengan sangat mantap dan bersahaja, melalui ekspresi wajah yang berjiwa sebagai Presiden Republik Indonesia.
Memperlihatkan Pidato Kenegaraan dimaksud, tampak nyata terasa bahwa, Presiden Prabowo Subianto memberikan skala prioritas perhatiannya kepada beberapa hal penting antara lain, pemberantasan korupsi dan penegasan mengenai makna keadilan sosial melalui terminologi "serakahnomics"
Presiden Prabowo semakin memperkuat komitmennya untuk melawan korupsi secara tegas. Ia menyebutkan bahwa, telah menyelamatkan dana negara sebesar Rp 300 triliun yang sebelumnya dialokasikan untuk perjalanan dinas dan pos-pos yang tidak produktif melalui efektivitas anggaran, dan  dana itu,  sekarang dialihkan untuk kepentingan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sedangkan terminologi dalam konsep "serakahnomics" diperkenalkan untuk menggambarkan praktik monopoli pangan oleh kartel yang merugikan negara hingga US$ 6,1 miliar setiap tahun. Dan dengan itu, maka presiden Prabowo menegaskan bahwa tidak ada pihak---termasuk tokoh kuat atau militer---yang kebal dari hukum.
Di samping itu, Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa, pada peringatan Hari Kemerdekaan ini, merupakan momentum untuk menertibkan arah dan gerakan
pembangunan melalui rencana dan mekanisme penyerapan Anggaran Strategis untuk RAPBN 2026.
Dalam kaitannya dengan hal itu, Presiden Prabowo telah menyampaikan poin-poin prioritas RAPBN 2026 yang disertai alokasi anggaran signifikan sebagai fondasi pembangunan nasional ke depan  antara lain, terkait dengan ketahanan pangan, dimana hal dimaksud telah dialokasikan Rp 164,4 triliun untuk pangan (cadangan, subsidi pupuk, Bulog) agar mencapai swasembada beras dan jagung.
Demikian juga dengan ketahanan energi, dimana anggaran Rp 402,4 triliun untuk produksi migas, subsidi energi, transisi ke energi terbarukan, dan target 100% listrik ramah lingkungan dalam 10 tahun berjalan. Sementara itu, dalam bidang pendidikan, terdapat alokasi anggaran terbesar sepanjang sejarah, hingga Rp 757,8 triliun (20% APBN 2026), untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dalam berbagai bidang keahlian demi kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Demikian juga dengan program unggulan kainnya, yaitu, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar  Rp 335 triliun, kesehatan merata Rp 244 triliun, serta fokus pada penguatan ekonomi rakyat, pertahanan nasional, dan percepatan investasi serta perdagangan global.
Mari Merdeka Bersama Presiden Prabowo Â
Meskipun usia  pemerintahannya belum berumur setahun jagung, tetapi dalam sudut pandang yang optimis dengan basis positive thinking,  tampaknya Presiden Prabowo Subianto akan membawa harapan baru bagi kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara Indonesia.
Pasalnya, dalam narasi pidato-pidato yang terungkap, ia menekankan pentingnya kemandirian bangsa, khususnya di sektor pangan, energi, pertahanan, dan teknologi. Ia menyuarakan keberpihakan pada rakyat kecil, petani, nelayan, guru, dan prajurit di garis depan. Dan hal yang paling utama, ia mendorong terciptanya pemerintahan yang bersih, efisien, dan berpihak pada  kepentingan nasional.
Dengan demikian, maka kemerdekaan sejati, dalam pandangan Presiden Prabowo Subianto, bukanlah sesuatu yang bersifat statis. Ia harus diperjuangkan setiap hari oleh seluruh rakyat. Dalam sistem demokrasi, kemerdekaan berarti ruang terbuka untuk berdialog, untuk berbeda pendapat, dan untuk berkontribusi membangun bangsa tanpa rasa takut. Di situlah letak esensi dari "merdeka bersama" --- kebebasan kolektif yang dilandasi tanggung jawab dan rasa hormat terhadap sesama anak bangsa.
Kepemimpinan Prabowo yang inklusif dan tegas diharapkan menjadi energi positif untuk menyatukan potensi bangsa. Tidak ada waktu lagi untuk terpecah oleh perbedaan politik yang sempit. Agenda besar menuju "Indonesia Emas 2045" hanya bisa dicapai jika seluruh elemen bangsa berjalan seiring, dalam harmoni, dan saling percaya.
Tugas besar ada di depan mata: mempercepat pemerataan pembangunan, memperkuat fondasi ekonomi nasional, menegakkan keadilan sosial, dan mengukuhkan kembali identitas Indonesia sebagai bangsa yang besar, santun, dan berdaulat. Semua itu bukan hanya semata menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga kita semua sebagai warga negara Indonesia.
Oleh karena itu, hari ini, kita tidak sekadar mengenang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kita memperbarui janji bersama: menjaga republik ini dengan hati, dengan pikiran, dan dengan tindakan. Dan bersama Presiden Prabowo Subianto, mari kita kobarkan kembali semangat Indonesia Raya: bekerja, bersatu, dan menang sebagai bangsa.
Dirgahayu Indonesia ke-80 !
Merdeka !!
Disclaimer:
Tulisan ini merupakan Opini Pribadi dari Penulis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI