Selanjutnya pada Pemilu 2019, Prabowo kembali mencoba untuk meraih kursi presiden, kali ini berpasangan dengan Sandiaga Uno. Kampanye mereka difokuskan pada isu-isu ekonomi, nasionalisme, dan kemakmuran rakyat kecil.
Meskipun Prabowo dan Sandiaga berhasil menarik banyak dukungan, terutama dari kalangan menengah ke bawah, tetapi mereka kembali kalah dari pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Meskipun demikian, setelah Pemilu 2019 yang berlangsung dengan sangat sengit itu, Prabowo pada akhirnya menerima tawaran Jokowi untuk bergabung dalam kabinet Jokowi sebagai  Menteri Pertahanan. Alasan Prabowo menerima tawaran tersebut karena ia menilai Jokowi memiliki tujuan yang sama untuk kemajuan bangsa dan  negara, serta ia merasa sehati dan sejiwa  dengan Jokowi dalam hal  cinta tanah air. Kabar ini menjadi kejutan dalam dunia politik di Tanah Air, dan  mengecewakan para pendukung yang sangat setia kepadanya.
Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo berfokus pada modernisasi alutsista, peningkatan kapasitas pertahanan, dan kemandirian industri pertahanan. Kepemimpinannya dalam posisi ini menunjukkan komitmennya untuk memperkuat sektor pertahanan Indonesia.
Saat Pemilu 2024, Prabowo maju kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden, bersama pasangan calon wakil  presiden yakni Gibran Rakabuming Raka, anak sulung dari Presiden ke 7  Republik Indonesia, Joko Widodo yang sarat dengan muatan kontroversj dan drama politik, yang  pada akhirnya mereka menang menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Merangkul Lawan Menjadi Kawan
Jika kita memutar balik jarum jam politik Indonesia ke arah masa lalu, dan berhenti pada tikungan persaingan politik di Pilpres 2019 antara Jokowi melawan Prabowo, maka rasanya kita sedang berada di medan  Perang Bharatayudha.
Dikatakan demikian, karena sebagaimana yang  kita ketahui bersama bahwa, demi memperebutkan kekuasaan sebagai presiden Republik Indonesia maka, semua jalan dapat ditempuh  dengan menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan politik.
Mengenang kisah silam  persaingan antara  Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2019,  merupakan salah satu episode politik paling menarik dan menggetarkan hati nurani warga negara  Indonesia. Ini merupakan rematch dari Pilpres 2014, di mana keduanya sudah lebih dulu saling berhadapan.
Joko Widodo  maju sebagai petahana, didukung oleh koalisi besar seperti PDIP, Golkar, PKB, PPP, NasDem, Hanura, PSI, dan Perindo.
Sedangkan Prabowo Subianto, Politisi Flamboyan ini, maju dengan gagah berani untuk ketiga kalinya sebagai capres, dengan dukungan koalisi Gerindra, PAN, PKS, Demokrat, dan Partai Berkarya. Cawapresnya adalah Sandiaga Uno, figur muda energik dan  potensial serta pebisnis sukses, yang dipilih untuk menarik pemilih dari kalangan milenial dan kelas menengah.