Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo dan Jokowi, dalam Satu Bantal Dua Mimpi

22 Maret 2025   06:14 Diperbarui: 22 Maret 2025   06:14 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dr. Goris Lewoleba, M.Si

Alumni LEMHANNAS RI, KSA X Tahun 2002

Ketika muncul pertama kali di panggung politik nasional, Presiden ke 7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), kerap kali  menjadi sorotan publik di seantero Tanah Air dan di kalangan mancanegara,  karena penampilannya yang sangat bersahaja dan rendah hati,  sehingga   dapat  menyita perhatian publik dan menyihir padangan mata masyarakat karena kemampuannya memperlihatkan pakem politik yang out of the box.

Dengan demikian maka, kadang kala sebagian pihak melabelisasinya sebagai publik figur seorang Presiden Republik Indonesia dengan "tampang ndeso", dan dengan itu pula maka Jokowi justru semakin menjadi pusat perhatian dan  media darling dalam setiap momentum di muka publik.

Bahkan, saking populernya di awal  masa berkuasa, maka   Jokowi dijadikan sebagai sampul majalah terkemuka di Amerika Serikat, Majalah  TIME,  sebuah media mainstream yang amat berpengaruh di dunia. Wajah Jokowi menghiasi halaman depan di Edisi 27 Oktober 2014, dengan sebuah tulisan besar terpampang jelas, 'A New Hope', menjadi semacam Harapan Baru bagi masa depan  masyarakat bangsa Indonesia.

Seperti dikutip dari Majalah TIME, Sabtu (22/3/2025), Jokowi disebutkan sebagai presiden yang menjadi harapan baru bagi Indonesia. Kepada wartawan Majalah  TIME,  Hannah Beech yang mewawancarainya, Widodo begitu TIME menulisnya, menyebut bahwa orang-orang begitu  kagum dan terpesona dengan penampilan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia.

Dikatakan demikian karena, dia  selalu melakukan  blusukan kemana-mana, bahkan sampai rela masuk ke gorong-gorong,  dan senantiasa merapat  ke akar rumput di seluruh pelosok Tanah Air.

Kemudian, secara perlahan tetapi pasti, Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia selama dua periode dengan segala macam dinamika dan drama politik yang dilakoninya, melalui apa yang oleh publik di Tanah Air dikenal sebagai manuver magis dalam praktek politik "cawe-cawe" sampai hari ini, meski tidak  lagi  berada di singgasana kekuasaan.

Lebih dari  itu, pada  masa berkuasa sebagai Presiden Republik Indonesia selama dua periode, Jokowi telah mendesain fondasi kuasa  pada tiang penyangga beton politik  dengan konstruksi "cakar ayam",  melalui rekayasa teknik membangun dinasti politik dengan "Putera Mahkota' Gibran Rakabuming Raka,  yang saat ini telah menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia.

Meskipun demikian, di ujung akhir senjakala kekuasaannya, sebagian pihak memandang Jokowi sebagai sosok "Malin Kundang" karena berbalik arah melawan PDIP, Partai Politik yang telah menjadi induk semangnya selama Jokowi  menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta dan Presiden Republik Indonesia selama dua periode.

Bahkan, pada momentum penting dimana Jokowi sedang berupaya  untuk menata kembali puzzle  politik yang retak dan terpisah dengan PDIP yang telah menjadikannya sebagai Presiden ke 7 Republik Indonesia selama dua periode, Jokowi justeru dipecat sebagai kader PDIP bersama anak dan menantunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun