Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Popcorn (Part 22)

21 Mei 2023   09:02 Diperbarui: 21 Mei 2023   10:15 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka serius bercengkerama di pepohonan rindang. Halaman depan ruang kerjaku. Itu dia, terlihat dari jendela model rumah kolonial ini.

Merpati posmu belum mau pulang, katanya. Asyik temu kangen dengan merpatiku. Tampaknya mereka masih famili dekat. Perawakan keduanya tak jauh berbeda. Sama-sama punya daya tempuh terbang jarak jauh lintas benua. Emang keren banget kuy.

Apa kau tega memaksanya pulang? Enggak dong. Jadilah manusia bijak peduli binatang peliharaan. Ya toh. "Ya, katamu," kau, setuju dengan pendapatku. Tapi kau bilang juga "Asalkan tidak memelihara kecoa." Hahaha, you and  me, bukan jenis makhluk sinting kan?

Hehehe, perdebatan kecoa tanpa ujung pangkal, hingga menjaring ranah filosofis, kesenjangan sosial di planet bumi. Udeh kagak zaman kale. Emangnye zaman imperium absolut wkwkwk. Justru, aku khawatir obrolan bakal menyasar ramalan zodiak. Wah! Hihihi... Ternyata benar.

Kau mulai membahas hubungan, Planet Aries dengan Taurus, Gemini dengan Cancer, Leo-Virgo, Libra-Scorpio, Sagittarius-Capricorn, Aquarius-Pisces, seterusnya panjang lebar. Ujung-ujungnya jatuh diramalan mencari jodoh ini-itu. "Wuss! Aku bilang. Stop!" ogah deh akyu, masuk ranah perjodohan penyebab mules. Membuatku si awam ini mimpi ngompol hahaha.

Oh ya. Kau tahu? Sea Games 2023, Timnas negeriku, U-22 Juara! Emas! Thailand kalah, tulen, asli, 24 karat, skor 5 - 2. Kali ini Thailand, mengakui Knock Out, secara frontal, bersahabat. Sungguh hadiah jelang pemilu di negeriku 2024, sekaligus contoh sportif, baik, benar, open mind. Keren loh.

Kemenangan U-22 di Sea Games 2023. Membari pelajaran bagus banget. Bagaimana, menciptakan permainan jernih, spektakuler di lapangan hijau. Mencapai akurasi tendangan kritis kegawang lawan. Itu dia, green politics, kunci kerjasama erat bahu membahu, menghasilkan kemenangan, Kebangsaan-Jurdil. Sekalipun lawan menekan-official sepak bola negeriku tetap sabar. You know-lah hai, kesabaran itu emas.

"Hasilnya! Hura! Weeee! Menang! Salam damai kuy!"

Satu hal lagi, aku mau bertanya padamu. Mengenai kebijakan negeriku. Soal hilirisasi larangan ekspor bahan mentah mineral. Nah kan? Kenapa sih negerimu ngomel melulu menyoal Nikel. Hehehe. Gondok ya. Negeriku menolak ekspor bahan mentah Nikel ke negerimu. Sekale-sekale kale. Negeriku galak. Boleh dong!

Ogah kale, balik ke zaman VOC. Apa iya menyoal ekspor, mau kembali ke era VOC? Balik ke zaman kompeni? Ya enggaklah. I'm sorry to say deh ya. Giniloh. Catet ya. Hilirisasi, kebijakan larangan ekspor di tulis dengan, huruf tebal, bold and beautiful.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun