"Eh? Dari tadi saya bersama Gianna kok, Bu. Memang, sih, dia satu-satunya yang akrab dengan saya di kantor ini," jawabku.
"Siapa, Min?" tanya Bu Irma sambil mengerutkan kening.
"Gianna, Bu. Dari divisi Humas," jawabku.
Bu Irma memanggil seseorang yang berdiri tak jauh dari kami. "Gita, tolong kemari sebentar!" panggilnya. Wanita bernama Gita itu segera menghampiri kami.
"Iya, Bu. Ada apa?" tanya Gita.
"Kamu tahu nggak ada karyawan yang bernama Gianna? Dia dari divisi Humas," tanya Bu Irma pada Gita. "Gita ini dari divisi HRD," kata Bu Irma padaku.
"Hmmmm... Tidak ada, Bu," jawab Gita.
"Kamu yakin?" tanya Bu Irma.
"Sangat yakin, Bu. Di Divisi Humas hanya ada 4 orang. Mereka adalah Pak Benny, Bu Rika, Bu Shinta, dan Romi," jawab Gita.
Aku terdiam. Jadi, siapa Gianna yang aku kenal itu? Aku mencoba mengingat-ingat. Setelah aku diterima di perusahaan ini, dia yang menyapaku duluan saat aku sendirian berjalan ke toilet. Dia mengajakku mengobrol dan memperkenalkan diri di toilet juga. Aku memang tidak pernah menanyakan nomor ponselnya. Tapi, kami mengobrol beberapa kali.... di saat.... aku sedang sendirian.Â
Kembali... bulu kudukku meremang. Tubuhku menjadi kaku. Dari kejauhan kulihat Gianna melambai-lambaikan tangannya padaku. Ia berdiri di antara kerumunan orang yang sedang asyik makan. Nampak ia tersenyum ceria. Aku mendadak takut membalas senyumnya. Sementara itu, di dekatku Bu Irma membahas tentang siapa Gianna. Beliau memanggil banyak orang untuk menanyakan apakah ada yang mengenal Gianna. Dan.... tak seorang pun tahu siapa itu.