Sebagaimana kita tidak bisa menghentikan laju dan dinginnya waktu, kita tidak bisa menghindari dari kenyataan semakin tubuh kita akan menua dan akhirnya di suatu momen (atau waktu) hidup kita juga akan pasti ada titik hentinya. Tapi selama masih hidup, kita bisa memilih bagaimana kita ingin menjalani kumpulan momen-momen itu. Kita bisa berhenti mengutuki lambatnya waktu ketika menunggu sesuatu, dan berhenti meratapi cepatnya waktu ketika kita sedang bahagia-bahagianya sampai lupa segalanya.
Karena sejatinya, cepat atau lambat hanyalah ukuran dalam pikiran kita. Bukan sebuah ukuran baku dari alam semesta. Yang nyata adalah perasaan yang kita rawati di dalam momen-momen itu. Mungkin, pada akhirnya, hidup ini bukan lagi soal berapa lama kita diberi waktu, tapi seberapa dalam kita berani hidup sepenuhnya di setiap momennya.
"Waktu bukan satuan angka-angka di kalender dan jam. Ia lebih kepada momen-momen yang terus terjadi tanpa opsi untuk diputar kembali. Rasakan momennya, isi sebaik-baiknya, kenang selama-lamanya"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI