Mohon tunggu...
gioarta
gioarta Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya seorang remaja yang selalu ingin tau tentang hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perasaan Tenang Di Bawah Gemerlap

14 Oktober 2025   01:42 Diperbarui: 14 Oktober 2025   01:42 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit Malam (sumber: kredit foto)

Di antara gemerlap bintang yang tak begitu banyak, malam memancarkan sunyi di atas langit gelap.Bisikan angin yang begitu sopan menghantam dedaunan, membuat ku ingin beristirahat dari hiruh pikuk dunia yang menyita ketenangan.

Dalam hening yang merangkak halus di antara desah dedaunan, tubuhku membiarkan kelelahan mereda. Kupejamkan mata dan melihat bayang-bayang rasa lelah terlepas satu persatu, menari ringan di udara malam. Biarlah beban-beban hari menunduk, tunduk pada keheningan ini, dan biarkan aku bernafas dalam kelembutan waktu yang tak menuntut.

Saat embun dingin merambat di kulit, seperti senyum yang tak terdengar tapi terasa hangat, aku merunduk ke pangkuan alam. Di situ, antara jendela bintang dan pelukan malam, aku temukan ruang untuk beristirahat, tidak sekadar menutup mata, tetapi membiarkan jiwa bersandar.

Dan ketika sunyi mengalun seperti lagu yang tak berlirik, aku lepaskan semua tuntutan untuk berlari. pikiran pikiran yang selama ini berlari liar akhirnya berhenti sejenak, duduk di pelataran ketenangan, mendengarkan detak jantung yang berdampingan dengan detik malam.

Kini, dalam keheningan yang memayungi mimpi, aku mempersilakan hatiku untuk merajut istirahat yang tulus. Tidak untuk melupakan cahaya, tapi untuk meresapi bayang-bayang cahaya yang pernah melelahkan mata. Dan esok, ketika fajar menyapa, aku akan bangkit dari tidur malam ini dengan lembut, membawa kesegaran dari kedalaman sunyi.

Ditulis oleh: Gio Arta

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun