Mohon tunggu...
Gideon Budiyanto
Gideon Budiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ojek Online dan Tukang Sate

6 Mei 2020   16:35 Diperbarui: 6 Mei 2020   16:32 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Danang duduk sambil matanya memandang tenda tempat bapak itu berjualan. Ia agak heran karena sudah beberapa kali melewati daerah ini tapi tidak pernah melihat tenda tempat berjualan sate ini.

"Baru buka ya pak tempat satenya?", Danang tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya,"Sudah beberapa kali saya lewat sini tapi baru sekarang saya melihat bapak berjualan".

"Iya mas, saya baru seminggu jualan di tempat ini, sebelumnya saya jualan di kampung ", jawab bapak penjual sate sambil menuangkan segelas teh hangat dan menyerahkan kepada Danang, "Diminum mas, pasti dingin habis kehujanan".

"Terima kasih pak", Danang tersenyum sambil segera meminum teh hangat itu. Memang dari tadi ia merasa kedinginan karena hujan yang tidak berhenti turun.

Danang kembali melihat ke sekeliling sambil menunggu satenya dibakar , tiba tiba pandangannya tertumbuk pada satu sosok anak laki laki kecil berumur sekitar 5 tahun yang sedang tertidur di bagian ujung tenda tersebut, di bagian yang agak merapat ke undakan tangga minimarket tempat tenda itu berdiri sehingga terlindung dari terpaan hujan, sehelai sarung menutupi sebagian tubuhnya yang berkaos coklat dan bercelana pendek putih. Anak itu tampak tertidur pulas dan tidak terganggu oleh keadaan di sekitarnya.

"Itu anaknya, pak?", kembali rasa ingin tahu Danang membuat ia bertanya.

"Iya mas"

"Nemenin bapak nya jualan nih"

Si bapak penjual sate terlihat tersenyum, tangannya masih sibuk mengipas sate di panggangan.

"Di rumah soalnya dia sendirian jadi saya ajak dia nemenin saya jualan disini mas"

"Ibunya di kampung pak?", Seketika Danang menyesali pertanyaannya, rasanya sudah terlalu jauh dia bertanya tentang kehidupan pribadi bapak penjual sate tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun