Ketika berjalan melewati pintu kamar anak bungsunya.
" Seno...mari kita  jama'ah shubuh...( ia menatap jendela bagian luarnya,tampak kegelapan saja dan sedikit chaya cahay lampu) Sepertinya sudah hampir iqomah..." katanya lagi
" Injih romo...Tapi,mas Dido belum.mau bangun...apa di tinggal saja?" Â sahut Seno dari dalam..
Lelaki tua itu geleng geleng kepala..
'' Ya sudah...bangunkan.saja lalu tinggal.." jawabnya...
Seno bergegas keluar sambil.menyemprotkan.air dengan alat semprot pangkas rambut kewajah Dido...iapun kemudian berlari kecil.
" Kampreeet..siapa ini..!!?" Dido yang merasakan sesuatu yang dingin di wajahnya...bangun tiba tiba dan mencari sumbernya...
Kemudian ia bergegas wudhu setelah ia tidak menemukan pelakunya tapi iqomah masjid terdengar.
Tiga malam berlalu..
Dido sudah di kampung halamannya selama itu..
" Dido...ayam bapak sudah di kasih makan..?" Â tanya ayahnya saat mereka duduk duduk.diruang tamu..
" Masa iya ,saya disuruh ngasih makan ayam..kan ada Senon,romo" Dido protes...
" Eh..Seno..iya ...betul Seno..maaf saya kira dulu kebiasaan bapak suruh kamu ngasih makan ayam,belum sembuh...he..he..he..maaf"
Dino dan ayahnya terbahak bahak..
" Ya romo..
Sebenarnya nyuruh Seno kasih makan ayam itu juga salah..Yang wajib ngasih makan kan orang tuanya..." Didi becanda lagi..
" Terus ,habis makan terus berangkat sekolaaah? Dapurmu...ayam.di samakan orang...ha..ha..ha..."
Pak Sastro tidak kurang banyolan..