Mohon tunggu...
Gabriella Sania Caroline
Gabriella Sania Caroline Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

saya hobi menari, menyanyi, dan bermain game online

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Deeptalk

28 Januari 2024   17:50 Diperbarui: 31 Januari 2024   12:27 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*TREETT TREET ! suara bel sekolah berbunyi tanda istirahat pertama telah usai. Waktu itu seluruh kelas 10 diperintahkan untuk berkumpul di Pendhapa SMA Stella Duce 2 Yogyakarta setelah istirahat pertama, semua berkerumunan untuk menempati Pendhapa. Kini saatnya kelas 10 untuk melanjutkan proyek P5 yang ke-dua, tema yang diambil oleh sekolah mengenai "Bhineka Tunggal Ika" tema ini tentunya identik dengan keberagaman budaya yang ada di Indonesia. 

"Baiklah anak-anak sekarang kita telah memasuki proyek P5 yang kedua, kita beri tepuk tangan untuk kita semua karena telah menyelesaikan proyek sebelumnya dengan baik," ujar ibu Rina mengawali pertemuan. Semuanya bertepuk tangan dan bergembira karena proyek sebelumnya telah baik diselesaikan. 

"Sekarang kita memasuki proyek yang ke-2 mengenai Kebhinekaan Tunggal Ika, untuk proyek kali ini setiap kelas akan mendapatkan pulau yang ada di Indonesia dan kalian akan membuat pentas seni mengenai budaya setiap pulau yang kalian dapatkan!," kata bu Vania menjelaskan. Semua siswa terkejut akan proyek yang mereka buat kali ini, beberapa siswa juga gembira hati karena mereka ingin sekali mementaskan budaya dari asal mereka. 

"Eh ini nentuin pulau nya kira-kira gimana ya?apa di pilihin gitu sama gurunya?," tanya Gebi salah satu murid dari kelas XB.

"Hmm aku juga kurang tau nih, kita liat aja nanti." jawab teman Gebi bernama Rachel. 

Ternyata, untuk menentukan setiap kelas mendapatkan pulau yang berbeda guru-guru menyepakati dengan cara spin sangat unik dan membuat para siswa yang ada diPendhapa merasa penasaran karena mereka ingin sekali tahu akan pulau apa yang kelas mereka dapatkan. Saat spin dimulai pulau yang pertama didapatkan adalah untuk kelas XE, mereka mendapati pulau Kalimantan. Lanjut untuk Kelas XD mereka mendapati Pulau Papua & sekitar timur, Pulau Sulawesi didapatkan oleh kelas XC, Pulau Jawa, Bali & NTB kelas XB, terakhir kelas XA mendapati pulau Sumatera. 


"Gilak, ini beneran kita dapet Jawa, Bali sama Nusa tenggara Barat (NTB)?," tanya Gebi lagi.

"Iya cuyy, mana aku asal nya bukan dari Jawa sama Bali bukan NTB jugaa," jawab Rachel.

"Sama kok, tenang aja temen sekelas kita kan banyak dari Jawa sama Cia kan dia dari Bali," Balas Gebi.

"Eh iya bener bener." jawab Rachel juga mengakhiri obrolan mereka saat itu.  Setelah pembagian pulau setiap kelas kini semua siswa kembali ke kelas masing-masing untuk membahas proyek kedua yang akan mereka pentaskan sekitar 4 bulan ke depan.

Gaduh dan Berisik mengkondisikan kelas XB saat ini, semua siswa harus berpartisipasi untuk mementaskan proyek ini. Mulanya kelas XB menentukan ketua & pengurus-pengurus untuk membantu mengkoordinasi kegiatan P5 proyek kedua ini, setelah penentuan ketua & pengurus tentu saatnya untuk mengeluarkan segala ide dan pendapat untuk membuat sebuah pentas dari budaya Jawa, Bali & NTB. 

Verin perempuan asal timur yang memiliki karakter aktif dan semangat penuh mengawali pembicaraan "Guys kita mau bikin pentas nya kaya gimana nih?."

"Aku punya ide, tapi kalian nanti bantuin ramai-in ide ku ya biar makin kece abiss," Jawab Tegas dan semangat Raina siswa yang tak kalah aktif.

"Aduhh, males banget nih kalian aja yang mikir mending aku main game," saut Daniel dengan candaan nya yang kadang malah bikin Raina ingin memukul kepalanya. 

Siswa kelas XB mendiskusikan drama dan alur pentas dengan sangat amat baik agar proyek yang dipentaskan memiliki nilai keindahan dan budaya yang baik pula. Sekitar 2 hari untuk mendiskusikan bagaimana alur yang mereka buat untuk menceritakan budaya Jawa, Bali & NTB. 

"Sip, udah lumayan bagus nanti kalau ada yang kurang pas kita perbaiki lagi." ucap seorang siswa laki-laki bernama Riel mengakhiri diskusi bersama pada saat itu. 

Riel adalah ketua dalam proyek P5 ini Riel memiliki jiwa pendirian yang sangat baik dan konsisten, ia dapat berpikir bijak dalam membantu mengurus proyek P5 saat ini, ia tidak sendiri melainkan bersama Raina juga yang menjalankan tugasnya sebagai ketua. Alur cerita dan ide sudah mereka dapatkan saat berdiskusi, mereka memutuskan untuk memasukan tarian Jawa, tarian Bali, Drama dan tarian bersama di ending pentas dari kelas mereka.

Kini saatnya kelas XB yang bisa dibilang kelas susah diatur, paling berisik, dan kadang sulit untuk kompak harus memulai latihan pertama mereka di Minggu depan agar schedule dapat dijalankan serta ide yang didapatkan dapat dilaksanakan. Tibalah hari dimana mereka memulai latihan mereka.

"Teman-teman ayo kita segera latihaann!," ajak seru Yana seorang Sutradara dengan suara lembutnya.

"Saranku kita latihannya per kelompok dulu aja, yang tari Jawa latihan tarinya, juga tari Bali latihan, terus yang drama nanti latihan drama nya," saran dari Raina.

"Iyaa, gitu aja nanti kalo per kelompok udah bagus tinggal latihan sama-sama." jawab setuju Cia gadis asal Bali yang bersekolah di Yogya. 

Saat itu, peran lelaki belum sama sekali penting dalam mengisi proyek P5 yang kedua ini, maka itu sudah pasti mereka tidak terlalu sibuk. Gebi dan Cia mendapatkan tugas sebagai koreografer, selain itu Gebi sebagai koordinator tari Jawa dan Cia sebagai koordinator tari Bali, mereka berdua juga memikirkan bagaimana gerakan yang bagus untuk tarian bersama di ending pertunjukan. Akhirnya mereka mendapati gerakan yang mudah di hafal serta diikuti oleh seluruh siswa XB untuk tarian bersama-sama pada saat ending pertunjukan. 

Kala itu, Yana menanyakan untuk tarian Bali.

"Eh, yang tari Bali itu jadinya siapa aja?."

Cia pun menjawab "Nanti aku, Amira, dan Lala yang bakal nari, tapi aku punya masukan lain untuk tari ini, aku mau kalau nanti kita mentasin tari kecak biar makin keren gitu!."

"Wah, kbl kbl keren banget loch! aku setuju sihh, kalau gitu peran laki-laki bakal dipakai banyak buat tari ini," Balas seru Yana. 

"Iya bener banget yann, kayaknya semua laki-laki dikelas kita bakal jadi peran semua sih buat tari Kecak nya ini," Jawab Cia memberitahu. 

"Yaudah kalo gitu, nanti aku kasih tau ke mereka (laki-laki) buat ngisi peran dalam tari kecak Bali nya," balas Yana lagi. 

Akhirnya Yana memberitahukan hal tersebut ke seluruh teman laki-laki yang ada di kelas.

"Weh  itu dikit lagi mati musuhnya," saut seru Daniel. 

"Tenang gue kill ini musuhnya...... Anjir gilaa maniac ga tuh emang keren banget sih guee," balas seru Nathan cowok asal Tangerang yang hobinya bermain game.

"Yaelah, nyampah doang bangga lu," sindir Devran.

Pintu kelas tiba-tiba berbunyi terbuka tak lain itu adalah Yana yang datang untuk memberitahu kepada teman lelaki sekelasnya. Seketika kelas yang tadinya berisik kini menjadi sunyi sejenak.

"Ngagetin, kukira guru," sontak Devran.

"Aduh, kalian ini pasti main game lagi kan!," kata Yana. 

"Iyalah, ngapain lagi emang kalo ga main game gabut banget di kelas!," ceplos Gio. 

"Udah, udah.. kenapa yan?," tanya penasaran Aditya. 

"Oke guys jadi gini kita kan ada tari dari bali nih, nah aku butuh bantuan kalian buat jadi peran Kecak nya itu yang nanti bilang cak cak cak gitu loh. Terus salah satu dari kalian ada yang jadi Hanoman ya karena icon dari tari Kecak ini selain penari perempuan juga ada Hanoman nya," ucap Yana menjelaskan. 

"Lah, kalo gitu peran perkap, dokumentasi, dll gimana dong?," tanya Aditya. 

"Perannya tetap kaya biasa kok, kalian cuman bantu pas tari doang soalnya kan tari bali itu setelah tarian Jawa setelah kalian tampil tugas kalian tetap kaya biasa, lagian dokumentasi juga kan tetap bisa ngejalanin tugasnya sebelum pentas, kalo pas pentas nanti ganti-gantian aja." balas Yana. 

Penjelasan Yana hanya didengar oleh beberapa siswa laki-laki di kelas seakan-akan Yana berbicara layaknya angin yang hanya lewat atau guru sering mengucapkan masuk kuping kiri keluar kuping kanan yang artinya penjelasan yang diberikan sama sekali tidak didengar dan hanya lewat diingatan tanpa dipahami. Disisi lain ada siswa laki-laki yang tidak ingin menjadi peran tersebut dengan alasan malas dan sebagainya, dan pada dasarnya siswa laki-laki memang sulit diatur dibandingkan dengan perempuan, selain sulit diatur mereka juga susah untuk menuruti dan menaati apa yang selalu diperintahkan.

"Kok tiba-tiba banget sih kita semua harus ambil peran?," tanya Bastian.

"Ini berarti kita harus latihan," saut Stefan.

"Iya tuh males banget mau ikut latihan nya, yang jadi Hanoman siapa lagi?," tanya Glen.

"Kalau itu sih kamu aja jadi Hanoman cocok banget soalnya dikelas gabisa diem terus banyak geraknya," balas Aditya dengan gurauannya.

"Ogah, ga mau aku jadi Hanoman, nyuruh-nyuruh aja," jawab Glen kesal.

"Mending kamu yang jadi Hanoman nanti joget joget dit," balas Glen sambil tertawa.

"Aduh, Hanoman apa tuh Hanoman gila yang ada ga sesuai sama kharisma nya Hanoman kalo Adit yang jadi peran nya," ucap Bastian bercanda. 

"Yee, siapa juga yang mau jadi Hanoman ga cocok sama akunya," balas Aditya yang tidak menganggap sindiran tersebut dengan serius.

"Duhh, kalian tuh bisa ga gausah berantem aku ngomong aja ga ada yang dengerin!." kesal Yana. 

*Para siswa lelaki sibuk berbicara sendiri dan mengabaikan apa yang Yana katakan. Tak lama datanglah Riel masuk ke kelas ia baru saja menyelesaikan pembicaraan nya dengan Pak Arya yaitu fasilitator kelas XB, Pak Arya mesti banyak menyampaikan masukan mengenai ide yang dimiliki kelas XB untuk pentas nanti. Kemudian Riel menanyakan perihal yang terjadi di kelas, Yana menjelaskan kepada Riel apa yang terjadi barusan. 

"Teman-teman saya ingin bicara serius." ucap Riel dengan nada serius dan tegas. 

"Apaan?soal yang tari Bali?," tanya Daniel.

Riel pun menjawab dengan serius "Ya betul, kalian sudah dengar kan penjelasan dari Yana?kita sekarang butuh peran kalian buat isi tari Kecak nya tugasnya ga sulit kenapa pada ga mau? lagian semuanya nanti bakal tampil dan memang harus tampil jadi kalian harusnya bisa ikut bantu ambil peran."

*TREET TREET! ternyata bunyi bel istirahat berbunyi, apa yang dikatakan Riel memang sudah tersampaikan namun bel istirahat mengalihkan topik yang sedang dibahas. Semua siswa laki-laki di kelas langsung beristirahat tanpa menanggapi apa yang Riel katakan. Melihat kejadian itu Yana memberi saran kepada Riel agar melanjutkan pembahasan tersebut setelah istirahat pertama agar semua siswa juga tahu akan hal tersebut. Usai istirahat pertama selesai semua siswa kelas XB masuk ke kelas. Setelah semua siswa XB berada di kelas, Yana melanjutkan pembicaraan sebelum istirahat tadi. Yana mengatakan hal yang sama seperti sebelumnya, bedanya kali ini semua laki-laki mendengarkan dengan serius karena Riel juga menegaskan perihal ini. 

"Mau ya guys," tanya Yana, semua siswa laki-laki mengangguk namun seperti setengah-setengah layaknya terpaksa.

Kelas XB menjalankan schedule nya dengan baik, mereka selalu latihan juga diselingi istirahat. Hari-hari juga berjalan seperti biasanya walau selalu ada yang membuat suasana suatu kelas menjadi tidak mengenakan karena beberapa hal tertentu. Setelah kurang lebih sebulan terlewatkan, tibalah saatnya di mana angkatan kelas 10 latihan bersama. Semua siswa siswi kelas 10 berkumpul di aula untuk latihan P5 bersama, guru-guru ingin melihat apa yang telah menjadi latihan kelas mereka masing-masing dapat menampilkan hasil yang baik, sekolah juga mendatangkan narasumber untuk menilai penampilan tiap kelas dan memberikan masukan agar hasil dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Satu-persatu tiap kelas menampilkan setiap ide dan cerita yang mereka miliki, kelas XB tampil di urut yang terakhir karena kelas XB memiliki dance bersama yang sebelumnya dance ini hanya untuk kelas XB malah menjadi untuk seluruh angkatan kelas 10 karena lagu yang diangkat adalah "Aku Indonesia". 

Hingga sehabis mereka tampil dan latihan bersama dengan kelas 10 lainnya Raina menyadari bahwa latihan selama ini tidaklah serius dan efisien. Memang mereka latihan tapi hanyalah sekedar latihan tanpa mengetahui apa yang menjadi tujuan latihan tersebut. Raina juga menyadari semenjak anak laki-laki di kelas dipilih untuk membantu peran dalam tari kecak, latihan tari ini tidaklah diikuti dengan baik dan serius oleh siswa laki-laki. Faktor lainnya yang menyadari akan hal kekurangan mereka dalam latihan selama ini juga oleh narasumber yang diundang sekolah, narasumber memberikan banyak masukan dan catatan untuk kelas XB yang berarti masih banyak kekurangan mereka dalam mementaskan penampilan mereka saat latihan bersama. Tentunya hal seperti ini tidak dibiarkan begitu saja, hari itu Raina belum memikirkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Keesokan harinya, di Sekolah Raina membicarakan sesuatu kepada Verin untuk menyelesaikan persoalan kemarin dan mengevaluasi hasil latihan mereka selama ini. Verin mengusulkan agar evaluasi dilakukan setelah istirahat kedua, agar jam pertama hingga saat istirahat kedua tiba digunakan untuk latihan seperti biasanya. 

"Guys, seperti biasa kita latihan dari awal yaa!," ajak seru Verin. 

Latihan dimulai scene pertama untuk tari Jawa tari diikuti oleh Gebi, Lina, Greseel, Naura, dan Ainara, dipertengahan tari seharusnya tari kecak mengusik tari Jawa yang dimana sesuai dengan alur cerita yang telah dibuat sutradara. 

"Wey, yang kecak siap-siap masuk ya," kata Raina.

Namun saat Raina berbicara siswa laki-laki sangat lambat bergerak sehingga waktu mereka masuk untuk mengusik tarian Jawa menjadi terlambat dan tidak sesuai. 

"Kalian tuh bisa ga sih sebelum masuk itu udah siap-siap, biar ga makan waktu! kita latihan udah sering tapi kenapa kalian tuh gitu-gitu terus!," kesal Verin.

Ngopo seh, telat sithik tok marah-marah ngono!," balas Sebastian dengan bahasa Jawanya.

"Kenapa emangnya? kalian latihan emang ga bener, kalau latihan gak pernah serius! harus banget kita marah marah atau teriak dulu baru kalian tuh bisa nurut, gak usah teriak-teriak deh, kadang Yana ngomong secara halus aja kalian tetep lelet kerjanya!," ucap Verin dengan nada tinggi. 

Raina menahan amarah Verin "Sabar Rin, jangan terlalu meluap emosi nya," kata Raina.

"Ji, bagaimanakah ko lihat saja dong (mereka) latihan tra pernah serius dari kemarin, kita pu kelas su banyak catatan dari narasumber, yang kaya begini bikin berantakan saja!," balas Verin lagi.

"Heh, lu bilang kita gak pernah serius? buset dah dari kemarin kita udah nurut mau kalian masih kurang kah? kita salah dikit langsung kena marah, terus lu mau bilang kita bikin berantakan? gegara lu yang ada jadinya berantakan, banyak mau banget!," ucap Nathan. 

"Iya anjir udah lah co males cabut aja udah ga mood gua latihan."  kata Devran kepada Nathan. 

Akhirnya pertengkaran tersebut membuat para anak laki-laki menjadi kesal dan malas, mereka jadi tidak niat untuk mengikuti latihan lagi. 

"Dah dah cabut aja," kata Nathan. 

"Weh kalian semua!," seru Riel kepada anak laki-laki, semua anak laki-laki kini mengarah ke Riel.

"Kalian udah besar udah dewasa harusnya ga egois, jangan mikirin diri kalian sendiri! dikira kalian aja yang cape? kita semua disini juga cape! jadi mikirin usaha orang lain juga!," tegas Riel. 

"Temen-temen kita disini juga usaha, aku tau mungkin kalian juga udah ngerasa kalian berusaha keras ngebantu peran ini, tapi kita ngeliat apa yang dikasih tahu sama narasumber dan fasilitator kita kalau kita juga masih ada kurangnya. Jadi kita mau mencoba buat memperbaiki itukan? buat memperbaikinya kita butuh latihan yang serius dan niat kalau dari hati dan diri kalian ga niat hasilnya pun mau dilatih sampai 1000x bakal tetap sama aja," ucap Gebi. 

"Iya, makanya itu kita latihan juga ga cuman tari Kecak doang yang di ulang dari tari Jawa juga ada revisi nya lalu yang bagian drama juga demikian, drama juga ga seutuhnya udah sempurna kan? jadi disini kita masih memiliki kekurangan tiap masing-masing peran, aku juga ga bakal keras kalo kalian bisa latihan secara niat dan tulus." balas Yana. 

"Yang keras bukan kamu yan, tapi itu tuh si Verin!." ceplos Gio.

Mendengar hal itu Verin sakit hati dan terdiam. 

"Udah Gio, kamu ga boleh kaya gitu!." balas Gebi. 

Semua anak laki-laki mendengar perkataan dari Gebi dan Yana sekarang mereka hanya bisa terdiam, tidak hanya mereka namun seisi kelas menjadi sangat senyap karena adanya perselisihan dan pertengkaran. Tak lama itu Verin meneteskan air mata karena ia seringkali tidak disukai anak laki-laki dengan caranya yang mungkin terlalu memaksa anak laki-laki, Yana langsung mendatangi Verin dan menenangkannya. Kejadian tersebut sungguh kejadian yang sangat menimbulkan banyak konflik. Raina sebagai ketua memiliki usulan, ia berpikir untuk menyelesaikan persoalan itu ia mengajak seisi murid kelas XB untuk saling berbicara secara lebih dekat dan mendalam (deep talk). Riel juga setuju dengan usulan Raina, maka itu Raina langsung mengajak seluruh murid XB untuk duduk melingkar di kelas dan merenungkan perselisihan yang tadi terjadi.

Pembicaraan diawali dengan Verin, Verin banyak mengatakan hal yang ia rasakan. Verin sangat sedih dan mengatakan bahwa ia merasa tidak pantas menjadi seorang Sutradara, ia juga bingung mengapa siswa laki-laki seperti sangat tidak suka kepadanya. Namun setelah Verin dan beberapa siswa laki-laki saling terbuka untuk jujur akhirnya mereka saling mengintrospeksi dan berminta maaf. Pembicaraan tidak hanya sampai di Verin namun lanjut ke siswa-siswi yang lainnya, semua siswa-siswi XB dapat mengutarakan perasaan dan juga mengevaluasi kesalahan tiap masing-masing pribadi dari diri mereka. Dari tiap pribadi juga bisa mengusulkan tiap saran dan masukan untuk latihan agar latihan mereka terasa lebih baik dan nyaman sehingga tidak menimbulkan adanya permasalahan lagi. Dan akhirnya.. 

"Udah udah, semuanya makasih banyak atas saran dan masukan juga keterbukaan kalian untuk pertemuan kita hari ini yang bener-bener bikin aku terharu. Aku harap adanya pertemuan dan keterbukaan kita hari ini bisa bikin latihan kita dan usaha kita kedepannya untuk kelas XB lebih baik dan bagus lagi! untuk kesalahan kita yang udah berlalu biarin aja yang penting kita harus berubah dan ga ulangi kesalahan yang sama lagi ya!." Kata Raina mengakhiri pembicaraan dan pertemuan saat itu. 

Semua siswa-siswi XB akhirnya dapat menerima satu sama lain dan saling mengerti antara satu dengan yang lain, kini pun anak laki-laki tidak lah egois lagi dan mereka dapat menerima apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka pribadi. Permasalahan pun dapat terselesaikan dengan baik, maka itu memang kerjasama, kekompakan, keterbukaan, saling mendukung, saling mengerti, toleransi dan tidak egois sangatlah penting dalam menjalankan sebuah komunitas, sehingga jika terjadi perceraian di kelas XB saat itu solusi yang terbaik adalah saling terbuka dan saling memahami dengan adanya Deep talk. Tentram dan damai namun tetap asik, menggambarkan sebuah kelas XB saat itu juga dan seterusnya hingga mereka dapat mementaskan hasil yang terbaik saat Lustrum ke-VII SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun