*Teruntukmu Alina
Kepadaku kau bertanya tentang mimpi mendamba pada pinta yang beruntung utuh
tetapi aku menjawabmu tentang harap yang teguh
sesekali kau mengemasi rindu yang bertepi
pada rembulan yang menguyur senyum
meramu ranum
menggoreskan perih lahirlah sepi
Kau tetap melambungkan bahasa sunyimu agar segala rindu dapat kau peluk nyata
saat-saat semilir angin mendayu
gelisahmu terkapar penuh tanya
Apakah kau penyair dalam kegelapan?
entahlah
aku memilih merindukanmu dalam kesunyian
tidak lebih
Alina, saat rembulan tergelam di matamu
Aku berharap kau sedang tersenyum
Ingat Alina; Tidak Lebih
Ruang Sunyi, Maret 24Â