Salah satu kegiatan yang kita lakukan sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadhan adalah melakukan makan sahur. Makan sahur sangat disunnahkan untuk dikerjakan diwaktu akhir alias diakhirkan.Â
Secara medis tentu saja hal tersebut sangatlah logis. Sebab, dengan mengakhirkan waktu makan sahur maka waktu puasa kita jaraknya lebih pendek. Waktu yang penulis maksudkan disini tentunya jarak antara imsak sampai dikumandangkannya adzan magrib.Â
Setelah makan sahur, apa saja yang bisa kerjakan?Â
Puasa tahun ini membawa nuansa baru bagi penulis. Konsisten melaksanakan makan sahur memberikan banyak manfaat diantaranya kita memiliki space waktu yang maqbul untuk mengerjakan sholat malam juga berdzikir. Tak hanya itu ada sedikit waktu untuk nderes Al Qur'an.Â
Acapkali penulis melewatkan sholat tarawih berjamaah di masjid. Dengan konsisten makan sahur tentu saja sangat bermanfaat, setelahnya bisa mengerjakan sholat malam.Â
Selain ibadah, tentunya rutinitas setelah makan sahur adalah beberes meja makan juga piranti masak. Minimal setelah beberes, pun jika kita belum sempat mencuci piring dan piranti masak, ruang makan, meja makan sudah bersih.Â
Bagaimana dengan makanan sisa sahur? Tentu saja kita bisa memanaskan kembali jika ada sisa masakan atau menyimpan di lemari pendingin ( kulkas)
Sebisa mungkin saat makan sahur kita masak menu masakan yang disukai oleh anggota keluarga. Masakan yang disukai kemungkinan di santap akan jauh lebih besar (laris manis) daripada kita masak masakan yang kurang disukai. Prinsipnya jangan sampai mubadzir masakan kita tersebut.Â
Setelah kegiatan tersebut, tentunya sholat subuh. Sampai puasa di hari ketiga ini, penulis belum mengerjakan shalat subuh berjamaah di masjid. Namun, dengan konsisten makan sahur, penulis lebih mudah untuk mengerjakan shalat subuh ontime.Â
Acapkali jika kita memiliki pekerjaan dan juga kesibukan yang membuat kita sulit tidur awal, waktu tidur kita pun mundur. Efeknya, jangankan makan sahur shalat subuh pun kita bisa kesiangan.Â