Kumenulis karena memang itu tawaku
Mengurai asa yang kadang terbentur batu
Batuan yang menggumpal dalam dada
Menyesak bak mahasiswa urus tesis pasca sarjana
Tawa yang kadang berbalut semu
Semu karena riang yang berujung pada bentang tangan
Melepas yang terlewat sebagai berkat
Ketika mudarat tobat tak tersempat
Kusapa tawa pagi ini
Sambil menunggu air yang tak kunjung datang
Tetes harap yang lama tak gemercik
Mengumpul seciduk dalam biduk
Oh tawa yang kutangkap
Selesai dalam sekejap harap
Hanya karena durjana kata yang selalu tertata
Bahwa aku taklah penting!
Tawa pun terkesan "miring"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!