Mohon tunggu...
Fina Alvilatifah
Fina Alvilatifah Mohon Tunggu... Guru - Seorang Ibu Rumah Tangga

Menulis menjadi alat untuk membahasakan isi kepala yang riuh secara komperhensip.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jangan Salah Memahami! Konsep Jaga Waras di Kalangan Ibu-ibu Muda

15 Agustus 2022   14:41 Diperbarui: 15 Agustus 2022   14:49 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Kompasianers sadar atau tidak menjadi seorang ibu itu bukan peran yang mudah, apalagi belakangan figur ibu-ibu muda banyak sekali muncul di sekitar kita. Banyak pasangan-pasangan muda yang diberi berkah berupa anak. Bersamaan dengan terbiasanya kita mendengan para pasangan muda, ibu-ibu muda dengan bayi-bayi yang menggemaskan. 

Tak jarang sebagian diantaranya mengalami babyblues, keadaan stres yang biasanya dialami oleh ibu selepas melahirkan. Hal-hal ini disebabkan karena keletihan yang dialami selama adaptasi merawat bayi.

 Keadaan melelahkan yang biasanya menghinggapi para orang tua baru dan paling dominan sering merasakan beratnya menanggung beban pekerjaan urusan rumah tangga ini adalah sang ibu, beriringan dengan itu populer istilah jaga waras dikalangan para ibu. 

Hingga tak jarang para orang tua terutama ibu melupakan dirinya sendiri dan terjebak pada keadaan melelahkan hari demi hari. Tidak heran bagi para ibu yang juga mengalami keadaan ini sering menyuarakan istilah jaga waras untuk menyemangati diri sendiri dan perempuan lain yang juga memiliki tanggung jawab yang sama.

Tapi apakah konsep jaga waras yang berkembang dan dipedomani oleh setiap ibu rumah tangga saat ini sudah benar? Apakah anak dan pasangan kita tidak merasakan kerugian dari dampak menerapkan konsep jaga waras ini? Perlu kita pahami bersama konsep jaga waras untuk para ibu rumah tangga, jangan sampai salah memahami, menjadikan para ibu melupakan dan mengabaikan hal-hal penting peran sebagai ibu serta istri.

Belakangan pada kasus-kasus rumah tangga yang istrinya menyuarakan jaga waras, tapi nyatanya hanya memenuhi kesenangannya sendiri. Ibu rumah tangga yang bersembunyi dibalik konsep jaga waras hanya untuk kepentingannya sehingga kebutuhan rumah tangganya terabaikan.

Menjadi ibu rumah tangga yang full di rumah memang memiliki segudang pekerjaan, dari mulai bangun tidur dan tidur lagi. Pekerjaan yang datang seperti tidak ada hentinya, apalagi yang sudah beranak pinak. Konsep jaga waras yang sehat, mungkin bisa untuk meringankan beban pekerjaan sang ibu rumah tangga. Seperti memberi jeda, tidak harus memforsir mengerjakan pekerjaan rumah dalam satu waktu.

 Tidak dipungkiri banyak yang memasang standar menjadi ibu selalu diharapkan menjadi sempurna. Pintar mengurus anak, suami, rumah, pintar memasak dan banyak lagi. Sepertinya sangat susah untuk menjadi sesempurna itu, sebab ibu rumah tangga tetaplah manusia yang bisa kelelahan. 

Padatnya kegiatan menjadi ibu rumah tangga inilah, harus ada jeda. Ibu rumah tangga juga butuh menghela nafas, perlu bahagia menjadi ibu rumah tangga versi dirinya sendiri tanpa harus mengiyakan tuntutan masyarakan menjadi ibu rumah tangga yang sempurna. 

Peran suami juga sangat dibutuhkan untuk membantu istri di rumah. Karena mengerjakan pekerjaan yang sama dengan full jadwal di ulang setiap hari itu butuh kelapangan hati dan tentunya suport dari suami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun