Mohon tunggu...
Fiksiana Community
Fiksiana Community Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas pecinta fiksi untuk belajar fiksi bersama dengan riang gembira

Komunitas Fiksiana adalah penyelenggara event menulis fiksi online yang diposting di Kompasiana. Group kami: https://www.facebook.com/groups/Fiksiana.Community/ |Fan Page: https://www.facebook.com/FiksianaCommunity/ |Instagram: @fiksiana_community (https://www.instagram.com/fiksiana_community/) |Twitter FC @Fiksiana1 (https://twitter.com/Fiksiana1)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Belajar Bareng] Teknik Menghidupkan Dialog

27 Februari 2016   16:48 Diperbarui: 27 Februari 2016   20:51 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Si Ilham, kan jomblo juga. Jangankan nancepin cinta, nancepin batang singkong aja nggak numbuh." Kemudian terdengar gelak tawa dari bibir Ayah Sarah.

"Bedebah! Gini-gini gak asal nancep juga, keles."

"Orientasimu itu nggak jelas, Dik. Mentang-mentang anak elektro, mainnya ACDC."

Tuk. Jitakan mendarat di kepala kakak pertamaku. Tapi aku tersenyum bahagia. Itu balasa karena menjitakku tadi, batinku.

Bila dibiarkan, verbal bully bagi para tuna asmara ini akan semakin menjadi-jadi.
"Bu, Mas Akbar sama Mas Ilham mulai nakal," rajukku pada ibu. Ia melempar senyum pada ayah. Keduanya terus berjalan beriringan. Lengan ayah melingkar di bahu ibu.

Aku sempat membayangkan, ayah dan ibu melakukan kontak batin. Mereka akan menggunjingkan anak-anaknya yang ternyata telah tumbuh dewasa. Tapi aku yakin, anak-anak yang sudah tidak anak-anak ini akan tetap menjadi anak kecil di mata mereka. Ulah kami memang begitu, selalu begitu.


Ah, ulah bedebah-bedebah macam inilah yang aku rindukan selama di perantauan. Kini bahagiaku makin sederhana, berkumpul bersama keluarga saat hari raya.

***

Anak Kita - by: Arako

 

Idulfitri 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun