Sejak usia 12 tahun ketika saya memilih merantau ke kota pelajar yogyakarta untuk bersekolah sejak itu juga saya tidak pernah lagi menginjakkan kaki di kantor aki, biasanya, sih ketika masih SD salah satu tempat favorit saya melihat yang hijau-hijau adalah kantor aki yang langsung menghadap bukit seberang. Namun, selama saya hidup 6 tahun di jogja apalagi sejak aki wafat tahun 2021 saya tidak pernah lagi berkunjung, bahkan bisa dibilang lupa, hehe.Â
Namun, Januari 2025 ini ketika saya sedang diperjalanna menuju pulang, amih menelepon bahwa ada tamu yang akan berkunjung dan bertemu di kantor lama aki, saya iyakan saja permintaan yang sebenarnya pada saat itu hari sudah menjelang sore dan saya sudah berkegiatan sedari pagiii sekali, lelah bukan main, tapi panggilan ibunda ratu susah untuk di-tidak-kan.Â
Akhirnya, saya datang sekitar pukul 5 sore, duduk kembali di kursi kantor lama aki, dan tersadar, "Ah, sudah lama sekali, lamaa sekali tidak melihat ruangan ini, meja kayu kerja aki persis dengan kursi kerja aki yang masih terawat,"Â
Setelah sadar, saya hanya bisa terduduk karena harus mendengarkan penjelasan tamu tersebut selama kurang lebih satu jam. Pemaparan beres, saya mulai bangkit, meregangkan badan yang semakin ketat dan lelah, lalu berjalan tipis-tipis di ruang kerja aki, tanpa sadar menemukan lagi aki di langit-langit kantor itu.
Foto-foto perjuangan aki, mulai dari mendirikan banyak cabang pesantren yang ia taruhkan darah dan keringatnya, dari cabang tanah kelahiran aki, Selayar sampai Wakatobi, bahkan di pulau-pulau terpencil, "Ah, betul saya memiliki aki yang tak gentar, yang menurutnya madrasah sekolah adalah nadinya,"Â
Lalu, foto-foto yang menggambarkan aki turut membantu beberapa bencana besar yang saya baca dan lihatnya juga agak kaget sendiri karena "Oh, loh? aki sampai membantu memberikan bantuan langsung sendiri ke korban tsunami Aceh? oh?," Takjub sendiri saya melihatnya dan beberapa foto-foto aki bersama teman-teman seperjuangannya.
Saya jadi teringat, satu tahun sebelum aki wafat, diperjalanan pulang selepas bergantian shift menjaga aki di rumah sakit, saya termenung sendiri selama perjalanan, "Nanti kalau aki pergi, menyesal tidak ya saya tidak banyak menghabiskan peristiwa-peristiwa penting baik di hidup saya maupun di hidup aki?" Lalu saya langsung menjawab, "Ah, tidak akan, saya harus membuat banyak momen baik selama aki sehat dan bisa bercocok tanam dengan tangan dingin aki itu," Pikir saya kala itu.
Sekarang, saya kembali ke balkon kantor lama aki yang saat ini menjadi kantor paman saya untuk menggantikan posisi aki, melihat kembali bukit seberang, yang agaknya harus saya tulis walaupun agak melankolis karena ketika mengenang kantor lama aki tersebut hujan mulai turun dan matahari sedang cantik-cantiknya tenggelam memamerkan pesonanya.Â
Hijau, hijau sekali
Tenang, tenang sekali
Dingin, dingin sekali