Raden Ajeng dari Jepara. Engkau simbol kemajuan....
Hanya dengan puisi aku berusaha menghadirkanmu
Puisi untuk kenangan eyang, nenek kami, Hj. Sodriyah binti Achmad Ghozali
Merindukan masa remaja yang begitu manis saat diingat kini, sekaligus membuat sedih karena kita sadari itu takkan bisa kembali.
Di malam yang sunyi, aku mengenang bintang, Cahayanya yang gemerlap, menghiasi langit yang luas.
Benar kata pepatah, “Sometimes, memories made to be memorize.”Malam ini, saya tidak ingin menulis panjang. Saya ingin menikmati suasana mengenang.
Puisi kedua dari sembilan rincian judul puisi tentang Atau, khususnya tentang Mengenang atau Melupakannya. Semoga bermanfaat.
Malam menggenggam, dalam keremangan sunyi, Bintang-bintang berkisah, di langit yang tenang.
Puisi kedua dari sembilan rincian judul puisi tentang Seperlunya, khususnya tentang Mengenang Seperlunya. Semoga bermanfaat.
Berkawan ibarat menanam Sedari benih yang ditaburkan Bertumbuhlah bibit hingga pucuk-pucuk Berakar bertanda berkembang
Hingga nafas ini sulit menghirup udara segar, Karena rasa sakit masih menderu di jiwa atma, Bersama sajak dan puisi, Ku tulis luka dan air mata
ada banyak jenis kenangan yang dapat ditemukan dengan mudah. Seperti kenangan dalam berorganisasi, kenangan sesama teman hingga kenangan......
Sudah, jangan harap aku bisa kembali padamu untuk memperbaiki semuanya.
Sudut pandang melihat sesuatu memberikan penilaian lebih tentang arti dari kata pengorbanan sejatinya demikian.
Aku dengan pikiranku, menyendiri setelah kutabur kembang
Ibu.... Dirimu adalah sebuah kerinduan tak bertepi Menguak mimpi hari demi hari Hanya untuk bisa bertemu denganmu, Ibu
Masa laluku bersamamu, Indah dan penuh cinta, Namun kini kau pergi meninggalkan, Hati ini hancur tak berdaya.
Puisi pertama dari sembilan rincian judul puisi tentang Sambil, khususnya tentang Mengenang sambil Mendoakan. Semoga bermanfaat.
Aku menoleh kebelakang. Dikala terkenang saat ini. Masa lalu terlalu indah untuk dilupakan. Berbagai jalan telah dilalui. Bebatuan terjal menghadang