Sebagai seorang profesional di bidang IT, sebenarnya pekerjaanku tidak menuntut aku untuk selalu datang ke kantor. Hampir semua bisa dikerjakan secara remote, asal ada laptop dan koneksi internet. Dari situlah aku mulai berpikir: kenapa tidak sekalian bikin kantor sendiri di rumah? Akhirnya, aku putuskan membangun sebuah kantor kecil di samping rumah---ruang sederhana yang kemudian mengubah caraku bekerja dan menjalani hidup.Â
Dulu, setiap pagi rasanya seperti lomba lari marathon. Bangun terburu-buru, sarapan seadanya, lalu harus menembus kemacetan panjang hanya untuk sampai ke kantor tepat waktu. Kadang, sebelum pekerjaan dimulai, energiku sudah habis di jalan. Belum lagi ongkos transportasi yang makin hari makin terasa menekan. Aku sering bertanya pada diriku sendiri: Apakah hidup memang harus sesibuk dan seberat ini?
Jawaban datang ketika aku memberanikan diri membuat Small Office Home Office (SOHO) di samping rumah. Awalnya cuma iseng, sekadar ingin punya ruang kerja pribadi yang lebih nyaman. Tapi siapa sangka, keputusan sederhana itu ternyata membawa perubahan besar dalam hidupku.
Pagi yang Tenang, Kerja Lebih Ringan
Sejak ada SOHO, ritme pagiku berubah total. Tidak ada lagi teriakan alarm yang membuat panik atau klakson mobil yang memicu stres. Aku bisa bangun dengan santai, menikmati udara pagi, lalu melangkah beberapa langkah saja menuju ruang kerja.
Ruangan kecil itu aku desain senyaman mungkin. Ada meja kayu sederhana, kursi ergonomis, rak kecil untuk buku, serta jendela besar yang memberi cahaya alami. Tambahan tanaman hijau di pojok membuat suasana lebih hidup. Begitu duduk, secangkir kopi di tangan, aku merasa siap memulai hari dengan tenang. Mood kerja pun langsung meningkat.
Dekat dengan Keluarga, Dekat dengan Hati
Hal paling berharga dari punya SOHO adalah kedekatan dengan keluarga. Saat butuh istirahat, aku bisa langsung keluar sebentar untuk ngobrol dengan anak-anak atau membantu istri di rumah. Kadang hanya duduk sebentar di ruang tamu, mendengar cerita mereka, sudah cukup jadi pelepas penat.
Dulu, momen sederhana seperti itu sering terlewat. Pulang kantor biasanya sudah terlalu capek, sehingga interaksi dengan keluarga sering sekadar formalitas. Kini, semuanya berbeda. Aku bisa tetap produktif tanpa kehilangan kehangatan rumah.
Fleksibilitas yang Membebaskan