Mohon tunggu...
Fian N
Fian N Mohon Tunggu... Penikmat

Menulis adalah cara saya berdiskusi dengan segala kegelisahan di kepala. Penggagas Pondok baca Mataleza. Menyukai apa saja dan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kelompok Membaca dan Menulis SMPSK Kotagoa Boawae: Dari Ruang Kelas ke Buku Antologi

17 September 2025   10:06 Diperbarui: 17 September 2025   10:06 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baca Buku Tukar Cerita ala Kelompok Membaca dan Menulis SMPSK Kotagoa Boawae

Selama setahun, banyak tulisan telah lahir dari tangan para siswa SMPSK Kotagoa Boawae. Ada cerita pendek tentang persahabatan, puisi tentang alam, hingga esai reflektif tentang kehidupan remaja di desa serta pengalaman kehidupan sehari-hari di rumah. Semua itu akhirnya dihimpun menjadi sebuah naskah antologi yang sebentar lagi siap dicetak.

"Kami sama sekali tidak menyangka tulisan anak-anak akan sebanyak ini. Awalnya hanya ingin melatih mereka menulis rutin. Ternyata, jika diberi ruang, mereka bisa menghasilkan karya yang luar biasa," ujar Bapak Yohanes Brachmans Lewa Kaju, SE, Kepala SMPSK Kotagoa Boawae.

Buku antologi ini rencananya akan menjadi tonggak sejarah gerakan literasi di sekolah. Tidak hanya sebagai dokumentasi, tetapi juga sebagai motivasi bagi siswa untuk terus berkarya.

Suara Siswa: Menulis Itu Membebaskan

Bagi para siswa, kegiatan ini bukan sekadar latihan akademis. Menulis menjadi cara untuk mengekspresikan diri.

"Saya dulu malu kalau diminta menulis. Takut salah. Tapi sekarang saya merasa menulis itu seperti berbicara dengan diri sendiri. Saya bisa jujur dalam tulisan," tutur Jasmin Wea, siswa kelas VIII yang karyanya masuk dalam antologi.

Senada dengan Jasmin, Aurel, siswi kelas VIII, mengaku menulis membuatnya lebih percaya diri. "Saya senang karena tulisan saya dibacakan teman-teman. Rasanya bangga sekali. Semoga buku kami bisa dibaca banyak orang," katanya.

Dukungan Penuh dari Sekolah

Program ini mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah. Kepala sekolah menilai kelompok membaca dan menulis ini bukan hanya program tambahan, tetapi bagian dari pendidikan karakter.

"Literasi itu bukan hanya soal bisa membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan memahami, mengkritisi, dan mencipta. Itu bekal penting bagi anak-anak untuk menghadapi dunia yang terus berubah," tegas Kepala Sekolah, Bapak Yohanes Brachmans Lewa Kaju.

Sekolah juga berkomitmen untuk menjadikan kegiatan ini berkelanjutan. Setiap tahun, siswa baru akan diajak bergabung, sehingga tradisi literasi tidak berhenti pada satu angkatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun