Mohon tunggu...
Fery Ardiansyah
Fery Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM 55521120042 Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

UNIVERSITAS MERCU BUANA, PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI, MATA KULIAH: PAJAK INTERNASIONAL - P552120005 - Kamis 19:30 - 22:00 (XC-008) & PEMERIKSAAN PAJAK - P552120006 - Sabtu 14:30 - 16:59 (I-404) (Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Akuntansi Perpajakan PDCA_Pendekatan Teknologi Informasi

10 November 2022   23:31 Diperbarui: 11 November 2022   10:42 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandangan Herbert Marcuse tersebut menunjukkan bahwa dalam masyarakat industri, teknologi tak mungkin dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Namun bukan berarti bahwa keberadaan serta monopoli teknologi tak dapat ditinjau ulang. Ia menyisir beberapa fenomena nyata untuk  menunjukkan bagaimana masyarakat industri berciri teknologis. Adapun fenomena-fenomena tersebut terdiri atas beberapa poin berikut: 

Pertama, pergeseran dari logos menuju teknologos. Pada poin ini, Herbert Marcuse menjelaskan mengenai kedudukan nalar dalam hidup manusia. Pada jaman dahulu nalar begitu dipuja-puja sebagai sarana bagi manusia untuk memperoleh pengetahuan mengenai realitas dihadapannya, sebagaimana digagas oleh para filsuf.

Pada masyarakat industri, konstruksi nalar dibangun lebih dari apa yang pernah digambarkan oleh para filsuf. Nalar tidak hanya sekedar mencerna, mengidentifikasi, atau memahami realitas, tetapi sampai pada titik mengatur, merumuskan ulang, menata dan mengolah realitas demi mencapai tujuan akan pemenuhan kebutuhan manusia. 

Lebih dari itu, nalar muncul dalam bentuk-bentuk teknis dengan segenap kesanggupannya untuk merekayasa realitas menjadi alat-alat praktis dalam hidup manusia. Dalam konteks ini, letak kritik yang dapat ditangkap ialah; teknologi dalam masyarakat industri, meski dipandang sebagai buah kemajuan dari aktualisasi nalar, di sisi lain justru mereduksi kemampuan manusia dalam fenomena nyata di lapangan. Kemampuan praktis manusia untuk menyelesaikan persoalan hidupnya diambil alih oleh teknologi

Kedua, otomatisasi. Realitas teknologis berkembang di tengah masyarakat dengan membawa serta prinsip, tatanan, dan ukuran nilai yang bersifat teknis diantaranya ialah otomatisasi yang mengalir dari proses mekanisasi Prinsip otomatisasi tersebut tak dapat dipisahkan dari cara kerja mekanis dari teknologi. 

Dalam realitas sehari-hari, kedua hal tersebut ditawarkan hampir ke segala segi kehidupan. Seolah-olah apapun yang hendak dilakukan oleh manusia ada pilihan untuk mempersingkat, mempermudah dan membuatnya menjadi lebih praktis. 

Dengan adanya otomatisasi, manusia disetel dan diprogram untuk mengikuti intruksi kerja mesin. Disini persoalan timbul. Hakikat manusia cara kerja manusia yang berakal budi dibenturkan dengan cara kerja mesin yang otomatis. 

Dimensi psikologis manusia dengan segala kecenderungannya seolah-olah dinaifkan oleh tuntutan ritme kerja alat-alat teknis-mekanis yang otomatis. Konsekuensi logis yang muncul ialah adanya keseragaman pola pikir, pola hidup, keteraturan, ketepatan, dan waktu, menjadi sepenuhnya seragam dengan ciri-ciri mekanis teknologi.

Ketiga, efisiensi. Efisiensi merupakan ciri khas dari penggunaan teknologi. Kehadiran teknologi dengan alat-alat teknis-mekanis telah merubah cara kerja manusia untuk selamanya. Teknologi menawarkan efisiensi terhadap waktu produksi, kecepatan, energi, presisi, hingga hasil produksi Kesadaran yang muncul ialah bahwa efisiensi menjadi standar wajib dalam penggunaan teknologi. 

Tentu hal ini juga memiliki konsekuensi terhadap kehidupan sosial manusia. manusia dituntut untuk meng-upgrade diri, mengejar dan menyamakan kesanggupan dirinya dengan tuntutan teknologi. 

Disini mau tidak mau manusia harus menipiskan atau bahkan meniadakan kesenjangan perkembangan pribadinya dengan kemajuan teknologi. Persoalan yang muncul ialah bahwa efisiensi teknologis senantiasa dikaitkan dengan prinsip tujuan dan kegunaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun