Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Ada Apa dengan Bendera "One Piece"? Atau Kita Harus Diam

3 Agustus 2025   13:15 Diperbarui: 3 Agustus 2025   20:33 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bendera One Piece (Sumber: Wikimedia Commons via KOMPAS.com)

Oke kalau memang maunya begitu, tapi asal tahu saja dalam konteks politik maupun hubungan antar personal, pesan yang paling memekakkan terkadang justru lahir dari keheningan total. 

Ingat, ungkapan "diam seribu bahasa" atau silence speaks a thousand words jangan disalahartikan menjadi sekadar ketiadaan suara. 

Keheningan juga bisa menjadi alat kontrol dan agresi pasif, seperti yang terlihat dalam silent treatment. Dalam konteks ini, ketika rakyat memilih diam, itu bisa menjadi sinyal bahwa mereka menyimpan begitu banyak kekecewaan sehingga tidak ada kata-kata yang mampu mewakilinya. 

Keheningan ini jauh lebih mengancam kekuasaan daripada teriakan, karena ia menandakan hilangnya legitimasi di mata rakyat.

Pada akhirnya, merespons fenomena seperti bendera One Piece dengan panik adalah tindakan yang sia-sia. Lebih baik bagi pemerintah untuk membaca pesan yang disampaikan, mendengarkan kritik di baliknya, dan berfokus pada perbaikan. 

Sebab, demokrasi yang sehat tidak takut pada kritik, justru tumbuh dan menjadi lebih kuat karena adanya kritik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun