Mohon tunggu...
Zakki Ahmad Fauzi
Zakki Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Penulis/Blogger

Gemar membaca dan menulis. Dulu sempat suka menggambar sketsa. Suka sejarah, pemerintahan, falsafah, militer, aviasi, perkapalan, dan banyak hal lainnya. Suka anime, manga, manhwa, dan manhua.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sustainer City: Jantung Bangsa

13 September 2025   23:22 Diperbarui: 13 September 2025   23:22 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun, connector dots hanya berguna bila sustainer city memastikan kemandirian dalam kebutuhan dasar. Tidak ada gunanya punya pelabuhan kosmopolitan bila rakyat lapar, listrik padam, atau internet terputus. Maka, agenda kemandirian harus dibangun bertahap:

1. Pangan: sawah, ladang, dan lumbung pangan modern yang terdistribusi merata di tiap pulau.

2. Sandang: industri tekstil berbasis lokal, bukan hanya impor.

3. Papan: perumahan berbasis bahan bangunan domestik (kayu, bambu, baja, semen, kaca).

4. Air, listrik, gas, internet: setiap rumah tangga harus bisa menikmati pasokan stabil tanpa tergantung impor teknologi atau sumber daya.

5. Manufaktur: kendaraan, mesin, peralatan rumah tangga, hingga alat berat harus diproduksi dengan basis lokal.

Dengan begitu, bangsa tidak menjadi pasar belaka, tetapi produsen berdaulat. Sustainer city menjaga fondasi ini, sementara connector dots membuka pintu distribusi ke dunia.

---

Filosofi Dua Arah

Di sini kita bisa melihat filosofi:

Pedalaman (sustainer city) adalah inti---menjaga kehidupan bangsa dari dalam, memastikan akar tidak tercabut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun