Mohon tunggu...
Zakki Ahmad Fauzi
Zakki Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Penulis/Blogger

Gemar membaca dan menulis. Dulu sempat suka menggambar sketsa. Suka sejarah, pemerintahan, falsafah, militer, aviasi, perkapalan, dan banyak hal lainnya. Suka anime, manga, manhwa, dan manhua.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sustainer City: Jantung Bangsa

13 September 2025   23:22 Diperbarui: 13 September 2025   23:22 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sustainer City: Jantung Bangsa

Sebuah Sustainer Nation tidak bisa hidup tanpa jantung. Itulah fungsi sustainer city---ibu kota yang tidak hanya administratif, tetapi juga pusat pertahanan, ketahanan, dan keamanan tingkat tinggi.

Pertahanan: dirancang dengan geografi terlindung (pedalaman, tidak langsung menghadap laut), fasilitas militer modern, dan sistem keamanan berlapis.

Ketahanan: menjadi pusat cadangan pangan, energi, dan air bersih, dengan infrastruktur yang tahan bencana maupun konflik.

Keamanan: menjadi ruang stabilitas sosial-politik, steril dari perebutan kepentingan global yang biasanya mengerubungi pelabuhan dan pusat niaga.

Kalimantan (IKN Nusantara) cocok karena berada di pedalaman, relatif aman dari tsunami, jauh dari jalur rawan konflik laut, dan dikelilingi sumber daya alam. Sustainer city ini bukan untuk menjadi kota kosmopolitan yang sibuk, tetapi untuk menjadi "benteng tenang"---tempat bangsa berakar dan negara tetap kokoh meski dunia bergejolak.

---

Connector Dots: Simpul Kosmopolitan

Jika sustainer city adalah jantung, maka connector dots adalah tangan-tangan yang menjangkau dunia. Mereka adalah port cities atau port districts yang memiliki fungsi ganda:

1. Pelabuhan laut dalam (deep sea port) untuk perdagangan internasional.

2. Bandara internasional untuk diplomasi udara dan mobilitas manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun