Mohon tunggu...
Fathorrasik
Fathorrasik Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumenep

MENGALIR SEPERTI SUNGAI YANG MENGARAH PADA SAMUDERA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Nusantara, Sebuah Model Alternatif Pemikiran dan Pengamalan Islam

29 Desember 2018   05:01 Diperbarui: 29 Desember 2018   06:15 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Model pemikiran, pemahaman dan pengamalan Islam yang mampu menunjukkan kedamaian itu sekarang telah membuahkan hasil yang patut dibanggakan. Dalam pandangan dunia luar, Islam Indonesia menunjukkan wajah yang menarik dan karakter yang memikat sebagai rahmatan li al-'alamin, jauh dari radikalisme dan ekstremitas yang melanda dunia dewasa ini. Bukan hanya umat Islam wilayah Timur yang mengagumi pendekatan keagamaan kita, Barat pun menunjuk Indonesia sebagai model alternatif bagi kerukunan antarumat beragama di permukaan bumi ini (Shihab, 1998: 335). Bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, umat Islam Indonesia lebih menyukai pemahaman pluralis tentang agama daripada pandangan establishmentarian. Melalui sejarah pengalaman yang panjang membangun kerukunan antaragama, antarsuku dan antarbudaya, Indonesia bisa menjadi contoh yang baik, bagi dunia Islam maupun dunia secara umum (Shihab, 1998: 348). Indonesia diharapkan menjadi contoh sebuah Islam yang damai, terbuka, dan moderat. Jika harapan ini terealisir, Islam Indonesia akan menjadi antitesis terhadap citra Islam yang sempat dirusak oleh kelakuan segelintir orang yang memilih jalan kekerasan (Maarif, 2009: 244).

Oleh karena itu, Islam Nusantara sebagai model berpikir, memahami dan mengamalkan Islam alternatif ini perlu diperkenalkan, disosialisasikan dan dipromosikan dalam skala nasional, regional, dan internasional. Kita harus berusaha mempromosikan manhaj Islam Nusantara ke seluruh dunia, khususnya pada bangsa-bangsa yang dilanda perang yang tak berhenti, yaitu mereka yang hanya bisa membuat kerusakan (fasad) tetapi tidak melakukan perbaikan (shalah) (Muhajir dalam Sahal & Aziz, 2015: 68). Promosi Islam Nusantara itu berbasis nilai dan norma keislaman yang dibangun lama sejak era rintisan para sufi. Islam yang tumbuh berkembang itu bercorak kompromistis dengan berbagai unsur lokal melalui proses asimilasi dan sinkretisasi (Fatoni, dalam Sahal & Aziz, 2015: 236). Islam Nusantara itu success story dari Indonesia yang perlu disebarkan secara internasional (Nakamura, 2015: 30).

Islam Indonesia ini patut dipromosikan ke manca negara, karena umat Islam memiliki keistimewaan-keistimewaan tertentu. Berikut keistimewaan umat Islam Indonesia:

  • Indonesia memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Jumlah umat Islam Indonesia masih lebih besar daripada jumlah gabungan umat Islam di Negara-negara Arab.
  • Indonesia memiliki wilayah terluas jika dibandingkan dengan negara- negara berpenduduk mayoritas Islam lainnya.
  • Geografis Indonesia berada pada posisi persimpangan transportasi.
  • Umat Islam Indonesia didukung oleh kebudayaan lembut (soft culture).
  • Wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau dan lautnya lebih luas daripada daratannya yang memiliki kecenderungan terbuka.
  • Indonesia bebas dari konflik regional Timur Tengah.
  • Madhab yang berkembang di Indonesia sangat homogen (Sunni).
  • Madzhab Sunni yang dianut di Indonesia juga sangat membantu meringankan beban pemerintah menyatukan bangsa ini.
  • Indonesia menganut sistem demokrasi.
  • Indonesia sebagai negara Islam pertama yang melakukan pemilihan presiden secara langsung.
  • Kehadiran Departemen Agama yang mengurus dan melayani kepentingan umat beragama di Indonesia.
  • Keberadaan Pancasila sebagai falsafah bangsa terbukti sangat "sakti" mempersatukan bangsa Indonesia yang sangat majemuk dari berbagai segi.
  • Kekayaan alam Indonesia amat besar dan bervariasi.
  • Kesetaraan gender di Indonesia lebih maju daripada negara-negara Islam lainnya.
  • Memiliki aneka ragam budaya yang menjadi warna-warna lokal ajaran Islam di Indonesia.
  • Adanya sistem pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional yang memberi pengaruh penting di dalam masyarakat.
  • Kehadiran perguruan tinggi Islam, seperti UIN, IAIN, STAIN, dan PTAIS yang terhampar hampir di setiap provinsi bahkan kabupaten, memegang peranan penting dalam memberikan pencerahan terhadap umat.
  • Kehadiran ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah dan ormas- ormas Islam lainnya ikut serta menciptakan kondisi yang baik bagi kelahiran suatu umat yang menjunjung tinggi pluralitas di dalam masyarakat.
  • Kehadiran Majlis Ulama Indonesia (MUI) juga menjadi faktor penting dalam memelihara kerukunan umat, baik kerukunan internal umat Islam, kerukunan antarumat beragama, maupun kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah.
  • Faktor bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam menyampaikan nilai-nilai dan ajaran Islam juga sangat menentukan" (Umar, 2014: 271-276).

Demikianlah berbagai potensi yang dimiliki umat Islam Indonesia sebagai modal besar dalam menampilkan keberislaman mereka sebagai alternatif pemikiran, pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Islam yang penuh kedamaian, keharmonisan dan kesejukan bagi umat Islam di seluruh dunia maupun umat-umat lainnya. Keberislaman demikian ini yang bisa menggugat dan mengubah pandangan maupun persepsi masyarakat dunia yang terlanjur salah terhadap Islam sebagaimana disebutkan di depan, yaitu Islam sebagai agama yang mengajarkan kekerasan, kekejaman, kekejian dan tindakan-tindakan radikal lainnya

F. Simpulan

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Islam Nusantara merupakan identitas Islam ditinjau dari segi kawasan, yang bisa disejajarkan dengan Islam Arab, Islam India, Islam Turki, dan sebagainya. Islam Nusantara ini merupakan model pemikiran, pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Islam melalui pendekatan kultural, sehingga mencerminkan identitas Islam yang bernuansa metodologis. Islam Nusantara ini merefleksikan pemikiran, pemahaman, dan pengamalan Islam yang moderat, inklusif, toleran, cinta damai, menyejukkan, mengayomi dan menghargai keberagaman (kebinekaan) sehingga keberadaan Islam Nusantara tersebut sebagai antitesis terhadap tindakan-tindakan radikal yang mengatasnamakan Islam

Daftar Pustaka

Ali, Mohamad. 2006. Islam Muda Liberal, Post-Puritan, Post-Tradisional. Yogyakarta: Apeiron Philotes.

Anam, Faris Khoirul. 2015. Mabadi 'Asyrah Islam Nusantara Memahami Sepuluh Prinsip Tema Peradaban Indonesia dan Dunia. Malang: Darkah Media.

Azhari, Muntaha dan Saleh, Abdul Mun'im, (Eds.). 1989. Islam Indonesia Menatap Masa Depan. Jakarta: P3M.

Azra, Azyumardi. 2015. Jaringan Islam Nusantara. Dalam Akhmad Sahal dan Munawir Aziz (Eds.), Islam Nusantara dari Ushul Fiqh hingga Paham Kebangsaan Bandung: Mizan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun