Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Abak (Bapak)

24 Agustus 2019   16:55 Diperbarui: 24 Agustus 2019   16:56 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebagai anak perempuan, apa yang kau kenang dari Bapakmu ?

Aku memanggilnya abak
Cinta tak terhingga dari seorang lelaki
Sederas aliran darah di nadi
Sepenuh udara di bumi
Sebesar dunia kasihnya pada diri
Tak pernah membuatku patah hati

Membonceng si ringkih ke dokter
Menyuapi sate kala enggan makan
Menunggu cemas dijendela
Jelang senja dihari kerja pertamaku

Mesin tiknya masih terngiang di telinga
Suaranya mengeras di akhir bulan
Aku ingin mengetik cepat, sepertimu abak....
Wajahnya berseri di awal bulan
Beramai di kamar abak
Menunggu sebatang coklat dan jatah jajan sebulan

Apa kau pernah merasa bersalah padanya?
Iya, Kala gaji pertama kubelikan se-slop rokok untuk abak
Dia tersenyum senang padahal nafasnya mulai sesak
Apalagi?
Aku tak bisa berbohong padanya
Aku jujur padanya
Dia pasti mengerti
Dia pasti mengampuni
Sebesar apapun kesalahan

Saat maut menjemput
Terucap kata maaf darinya
Aku merasa dia sempurna sebagai seorang bapak
Dan aku tak sempurna sebagai seorang anak perempuan

Sungepnoh, 24 Agustus 2019
Segenap doa untuk Mu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun