Mohon tunggu...
Farijihan Putri
Farijihan Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Copywriter dan SEO Content Editor

Sering menulis kadang nonton k-drama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surga yang Sekarat

4 Desember 2023   01:14 Diperbarui: 4 Desember 2023   01:48 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau sempat berpikir untuk mengirimnya ke tempat lain

Tempat yang jauh

Atau menguburkannya di bawah pohon khuldi

Buah terkutuk yang menurut kau penyebab makhluk sepertimu ada di sini

Tanpa basa-basi kau mencibir lebih keras dengan popok yang menggantung di tangan

Kau selalu merasa sial. Seperti hari ini, pagi yang melelahkan

Kau harus datang 10 menit lebih awal

 Jika tidak, cuci piring selama seminggu akan menjadi kutukan

"Restoran itu tidak pernah sepi sekali pun," katamu. 

Tetapi, bau busuk yang bersarang di kamar sebelah membuat kau merasa risau sekaligus jijik

Tidak ada pilihan

Kau harus membersihkannya segera

Dengan rasa penuh paksaan, kau membuka pintu kamar sebelah

Matamu mulai menatap sesuatu yang menyayat hati

Kau melihat kaki yang ringkih, kulit yang mulai meninggalkan tulang, dan uban yang bersarang di kepalanya

Tubuh layu, terbengkalai

"Aku harus bangun lebih pagi", ucapmu sembari membasuh selangkangan daging tua itu

Di saat yang bersamaan, matamu mengamati bibir perempuan dihadapanmu yang naik-turun

Tidak ada suara, tetapi kau paham

"surgaku sedang sekarat."


Semarang, 4 Desember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun