Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hari Internasional Demokrasi: Refleksi Global atas Tantangan dan Harapan Demokrasi di Abad ke-21

15 September 2025   10:46 Diperbarui: 15 September 2025   10:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi peringatan hari internasional demokrasi (Sumber gambar: Meta AI)

Demokrasi bukanlah sistem yang mapan, melainkan proses yang harus terus diperjuangkan

Hari Internasional Demokrasi, yang diperingati setiap 15 September, merupakan momentum global untuk menegaskan kembali nilai-nilai demokrasi sebagai sistem politik yang menekankan partisipasi rakyat, kesetaraan, transparansi, dan penghormatan hak asasi manusia. 

Tema tahun 2025, "Achieving Gender Equality, Action by Action", menekankan pentingnya kesetaraan gender sebagai indikator utama keberlanjutan demokrasi. 

Tulisan ini membahas dinamika peringatan Hari Demokrasi, tantangan global yang dihadapi sistem demokrasi, dan urgensi memperkuat komitmen terhadap prinsip partisipatif di tengah krisis politik, sosial, dan teknologi.

Pendahuluan

Demokrasi bukan sekadar prosedur elektoral, melainkan sebuah sistem nilai yang menjamin kebebasan, kesetaraan, dan akuntabilitas. 

Namun, realitas politik global saat ini menunjukkan bahwa demokrasi menghadapi tekanan serius: populisme, otoritarianisme digital, polarisasi sosial, dan lemahnya perlindungan HAM. 

Momentum Hari Internasional Demokrasi 2025 memberi ruang refleksi apakah demokrasi masih menjadi fondasi bagi perdamaian dan keadilan global.

Metodologi

Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan:

1.Analisis dokumen resmi PBB dan Inter-Parliamentary Union (IPU).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun