Saat haid, tubuh wanita mengalami banyak perubahan hormon, yang bisa menyebabkan: Kelelahan, nyeri perut & kram, sakit kepala, bad mood & emosi tidak stabil, serta pegal-pegal dan lemas
Bayangkan kalau di saat kondisi seperti ini, wanita tetap harus menjalankan ibadah yang butuh tenaga seperti sholat & puasa.
Allah Maha Tahu bahwa saat haid, wanita butuh istirahat secara fisik dan mental. Maka dari itu, Allah tidak membebankan ibadah berat kepada wanita haid.
 2. Bukan Bentuk Pengurangan Pahala
Mungkin ada yang berpikir, "Kalau aku gak sholat dan puasa, apakah itu berarti aku dapat pahala lebih sedikit?" Jawabannya tidak!
Wanita haid tetap bisa mendapat pahala yang besar jika tetap melakukan ibadah lain, seperti: Dzikir & istighfar, Doa di waktu mustajab, Bersedekah & membantu orang lain, Mendengarkan Al-Qur'an atau membaca tafsirnya
Jadi, meskipun tidak bisa sholat dan puasa, kesempatan mendapatkan pahala tetap terbuka lebar!
3. Mengapa Sholat Tidak Perlu Diqadha, Tapi Puasa Harus?
Sholat adalah ibadah harian yang jumlahnya banyak (5x sehari). Kalau harus mengganti semua yang terlewat saat haid, itu akan memberatkan wanita.
Puasa Ramadhan hanya setahun sekali, jadi menggantinya tidak seberat mengganti sholat harian.
Allah Maha tahu batas kemampuan hamba-Nya, makanya aturan ini bukan untuk menyulitkan, tapi justru untuk mempermudah.