Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta Allah di Setiap Detak: Haid, Istirahat, dan Keistimewaan Wanita

28 Maret 2025   12:39 Diperbarui: 28 Maret 2025   07:52 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita (Sumber gambar: ChatGPT-DALL.E)

Saat haid, tubuh wanita mengalami banyak perubahan hormon, yang bisa menyebabkan: Kelelahan, nyeri perut & kram, sakit kepala, bad mood & emosi tidak stabil, serta pegal-pegal dan lemas

Bayangkan kalau di saat kondisi seperti ini, wanita tetap harus menjalankan ibadah yang butuh tenaga seperti sholat & puasa.

Allah Maha Tahu bahwa saat haid, wanita butuh istirahat secara fisik dan mental. Maka dari itu, Allah tidak membebankan ibadah berat kepada wanita haid.

 2. Bukan Bentuk Pengurangan Pahala

Mungkin ada yang berpikir, "Kalau aku gak sholat dan puasa, apakah itu berarti aku dapat pahala lebih sedikit?" Jawabannya tidak!

Wanita haid tetap bisa mendapat pahala yang besar jika tetap melakukan ibadah lain, seperti: Dzikir & istighfar, Doa di waktu mustajab, Bersedekah & membantu orang lain, Mendengarkan Al-Qur'an atau membaca tafsirnya

Jadi, meskipun tidak bisa sholat dan puasa, kesempatan mendapatkan pahala tetap terbuka lebar!

3. Mengapa Sholat Tidak Perlu Diqadha, Tapi Puasa Harus?

Sholat adalah ibadah harian yang jumlahnya banyak (5x sehari). Kalau harus mengganti semua yang terlewat saat haid, itu akan memberatkan wanita.

Puasa Ramadhan hanya setahun sekali, jadi menggantinya tidak seberat mengganti sholat harian.

Allah Maha tahu batas kemampuan hamba-Nya, makanya aturan ini bukan untuk menyulitkan, tapi justru untuk mempermudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun