Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menulis: Kegilaan Tanpa Obat, Kecanduan Tanpa Sadar, dan Percintaan Tanpa Balasan

27 Maret 2025   19:04 Diperbarui: 27 Maret 2025   19:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis sebagai kemerdekaan berpikir (Sumber gambar: AI Image)

Jika kegilaan berarti terus melakukan sesuatu yang dicintai tanpa pamrih, maka menulis adalah kegilaan yang paling indah

Menulis sering dianggap sekadar keterampilan, profesi, atau hobi. Namun, bagi sebagian orang, menulis adalah kemerdekaan berpikir yang mutlak, bahkan lebih dari sekadar pekerjaan atau aktivitas biasa. 

Menulis bisa menjadi obsesi, kecanduan, atau bahkan percintaan yang tak menuntut balasan materi. 

Lalu, ketika seseorang tetap menulis tanpa peduli pada imbalan finansial, apakah itu kegilaan? Ataukah justru itu adalah bentuk kebebasan tertinggi dalam berekspresi?


Menulis sebagai Kemerdekaan Berpikir

Menulis bukan hanya menuangkan kata-kata di atas kertas atau layar, tetapi juga membebaskan pikiran dari belenggu keterbatasan. 

Beberapa alasan mengapa menulis adalah kemerdekaan berpikir:

- Menulis memungkinkan seseorang menyuarakan ide tanpa sensor dan batasan.

- Lewat tulisan, seseorang bisa menembus ruang dan waktu, bahkan hidup lebih lama dari usianya sendiri.

Dalam sejarah, banyak pemikir besar yang menulis untuk memperjuangkan gagasan, bukan demi keuntungan materi.


Menulis sebagai Kesenangan, Ketulusan, dan Kecanduan

Bagi pecinta menulis, kata-kata bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga cara untuk menikmati hidup. Bahkan, banyak penulis rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk merangkai satu kalimat yang sempurna.

Menulis bisa memberikan kepuasan yang lebih dari sekadar uang atau penghargaan.

Ada rasa candu dalam proses menulis, di mana seseorang terus mencari kata-kata yang tepat untuk menggambarkan pikirannya.

Banyak penulis besar yang tetap menulis meskipun mereka tidak mendapatkan keuntungan finansial secara langsung.

Menulis: Antara Kegilaan dan Kewarasan

Banyak orang menganggap mereka yang menulis tanpa imbalan materi sebagai "gila". Namun, kegilaan ini memiliki makna yang lebih dalam:

- Orang yang menulis tanpa henti sering dianggap 'terobsesi', padahal mereka hanya menikmati prosesnya.

- Ada garis tipis antara kegilaan dan jenius dalam menulis---beberapa pemikir besar dalam sejarah seperti Nietzsche atau Kafka menulis tanpa peduli pada keuntungan, tetapi justru meninggalkan warisan pemikiran yang tak ternilai.

Jika kegilaan berarti terus melakukan sesuatu yang dicintai tanpa pamrih, maka menulis adalah kegilaan yang paling indah.

Menulis adalah bentuk kebebasan, ekspresi, dan cinta tanpa syarat. Bagi sebagian orang, menulis adalah mata pencaharian, tetapi bagi yang lain, menulis adalah panggilan jiwa yang tidak bisa diukur dengan uang. 

Jika menulis tanpa mengharapkan keuntungan dianggap gila, maka biarlah kegilaan ini terus hidup, karena dari sanalah lahir gagasan-gagasan yang mengubah dunia.

Jadi, apakah menulis tanpa imbalan materi adalah kegilaan atau kemerdekaan berpikir? Mungkin jawabannya adalah keduanya---dan itulah yang membuatnya begitu menarik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun