Bayang yang menjelajah sepenjuru,
dari kegelapan yang tak tersentuh, bahkan lupa pernah terjamah.
Bayang yang terpantul,Â
terpatri penuh tampak diri dalam cermin, nyata penuh intituisi.
Bayang yang mengikuti,
diantara sudut sudut yang tak terjangkau cahaya, menyudut, meluas seperti arsiran pensil.
Bayang dari masa lalu,Â
kalimat kalimat yang tidak bisa ku enyahkan, terekam dan kadang terulang ulang dipikiran,
sentuhan sentuhan yang bisa dirasakan lagi, dingin seperti suasana hutan yang berkabut,
seruan seruan rindu yang sejak saat itu kutahan sejak cahaya pudar dari mata ini, perlahan.
Bayang dari masa lalu,
ingatkah dia padaku yang berdebu kini?
Tak bisa kulupa, tak pernah terhapus.
Bayang dari masa lalu memenjarakan ingatan, membekukan waktu.
Semua masih berjalan di pikiran seperti barusan terjadi.
Seperti baru terjadi kemarin, seperti lusa kemarin.
Seakan waktu tak pernah berusaha mempertemukan kita dalam reuni.