Mohon tunggu...
Fajar Wicaksono
Fajar Wicaksono Mohon Tunggu... -

Penggemar Bus. K-Popers, Khususnya Inspirit. Fotografer Freelance.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi & “Infinitize”

29 April 2016   09:28 Diperbarui: 29 April 2016   09:47 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kasus PSSI, PSSI tidak diakui oleh Jokowi meski diakui oleh MA karena bobroknya sistem internal PSSI itu sendiri. Jokowi baru bisa meraung di tahun ini.

Soal reshuffle kabinet, Jokowi masih menunggu munaslub Partai Golkar untuk menentukan sikap politik ke depan. Meski banyak menteri yang bakal siap diganti, tapi ini adalah strategi cerdas Pak Jokowi unttuk mengambil keputusan secara nasional dan internasional.

Jokowi juga berhasil membungkam sejumlah rivalnya, khususnya di KMP. Bambang Soesatyo, Aburizal Bakri, Fadli Zon, Fahri Hamzah dan Setya Novanto selalu melakukan pembelaan dirinya, melalui hak angket, interpelasi, pansus, impeachment dan sebagainya untuk mengancam Jokowi.

Jokowi juga berhasil “menaklukan” perjalanan safari politik SBY di Demokrat dengan mengecek kondisi Wisma Atlet di Hambalang, yang serba mengkhawatirkan dan harus dituntaskan arahnya mau kemana. Kasus Hambalang kini masih menjadi polemik di KPK dan Partai Demokrat karena banyak oknum yang mengakui keterlibatan kasus Hambalang.

Di bidang diplomasi, Jokowi berhasil mengusahakan Palestina untuk diakui oleh PBB dan dimerdekakan melalui Konfrensi Asia Afrika, Bandung, April tahun kemarin. Negara-negara KAA sepakat untuk memerdekakan Palestina dengan berbagai cara. Jokowi mengusahakan diri untuk membuka konsulat di Ramallah, Tepi Barat. Keinginannya sama, mewujudkan cita-cita tentang kehidupan merdeka, adil dan sejahtera yang menginspirasi semangat Bandung, seperti apa yang dikatakan Jokowi.

Rami Hamdallah, presiden Palestina menyambut baik keputusan ini dan mengakui bahwa sudah saatnya negara Palestina diakui.

----

Tentu, ini bukanlah pekerjaan yang mudah bagi Pak Jokowi. Terlebih masalah internal dan konflik kepentingan partai pendukung Jokowi juga menjadi sebuah cobaan berat bagi Jokowi ke depan. Pak JK yang haus untuk menjadi “the real president”, di sisi lain PDIP (melalui Bu Megawati) dan Surya Paloh saling unjuk gigi dan mencari panggung di Istana. Di Senayan pun juga begitu, banyak orang-orang internal partai yang saling “nusuk” Jokowi dari belakang.

Dengan segala permainan yang unik dan banyak ini, saya berharap Jokowi mampu membebaskan dari segala keterbatasan segala hal yang di negeri kita.

Saya mendoakan Pak Jokowi mampu menyelesaikan semua "permainannya" hingga 2019 mendatang. Untuk masa depan anak dan cucu kita. Insya Allah, kita mendukung dan membantu apa yang diamanahkan Jokowi, termasuk melalui Kompasiana.

----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun