Embun pagi belum saja menghilang dari dedaunan kuning
Nada suaramu sudah meninggi di awal pagi ini.
Rupanya suara celotehanmu agak lama kudengar,
Tidak seperti embun mudah menghilang disentuh cahaya mentari
Aku enggan mendengar suaramu.
Menutup kuping rapat-rapat
Tetapi Suaramu terus menusuk gendang telingaku
Menoreh ketidaknyamanan pada hati
Bagai secangkair kopi tanpa gula yang keteguk pagi ini
Menyentuh lidah manisku terasa pahit
Ingin memuntahnya tapi terlanjur terasa pahit
Demikianpula aku merindukan suaramu keluar dari telingaku
Kuingin menghentikan celotehanmu
Tapi aku bukan siapa-siapa di hadapanmu
Hanya tetangga yang ingin merasakan nikmatnya kopi
Mengawali hari dengan bahagia