Mohon tunggu...
PenaYonda
PenaYonda Mohon Tunggu... Penulis dan guru jalanan

Menulis adalah suatu keabadian. hanya buah pemikiran yang dapat ditingalkan sebagai kenangan abadi di bumi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Anak Panah Papua dari Wamena

29 Agustus 2025   10:59 Diperbarui: 30 Agustus 2025   04:59 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc-PenaYonda. rumah singgah Generasi Anak Panah Wamena-lapago-Papua

Dari debu kemarau yang panjang, kau lahir, 

Terlempar ke jalanan, tanpa arah, tanpa suluh. 

Wamena menjadi saksi langkah-langkah kecil yang getir, 

Mencari sesuap ubi bakar di antara kerasnya peluh.

Lalu sebuah tangan terulur, sebuah rumah terbuka, 

Menyebutmu bukan lagi anak yang terbuang,

 Tapi Generasi Anak Panah, pusaka berharga,

Yang disiapkan untuk terbang tinggi di masa depan yang membentang.

Di sini, busur diasah dengan doa dan iman, 

Mata panah ditajamkan oleh ilmu pengetahuan, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun