Cukil, 10 September 2025 - Suasana malam di Rumah Demang Dusun Cukil terasa hangat. Lampu-lampu sederhana menerangi ruangan ketika petani kopi robusta, perangkat dusun, dan tim pengabdian masyarakat berkumpul. Mereka hadir bukan untuk sekadar berbincang santai, melainkan untuk membahas tata kelola usaha kopi dan penentuan harga cherry.
Dalam forum ini, para petani menegaskan fokus mereka ada di pemeliharaan dan perawatan pohon kopi. Mereka ingin memastikan pohon kopi tetap sehat, berbuah lebat, dan produktivitas meningkat. Sementara itu, pengelolaan pasca panen mulai dari pengupasan, pengeringan, hingga pemasaran akan dikelola oleh divisi khusus yang segera dibentuk oleh Kepala Dusun Cukil, Pak Dimas.
Diskusi juga merumuskan pembagian tugas dan tanggung jawab antar pihak. Petani tetap menjual hasil panen dalam bentuk cherry, sementara divisi pengelola akan mengolahnya menjadi produk bernilai tambah. Skema pembayaran kepada petani dibicarakan secara terbuka, dengan model bagi hasil yang adil dan disepakati bersama.
Optimisme warga semakin kuat karena ketersediaan alat pasca panen (huller dan pulper) yang sudah diperoleh dari bantuan Kemendikbudristek. Agar keberlanjutan terjamin, disepakati adanya iuran khusus dari hasil usaha kopi yang akan masuk ke kas dusun untuk pemeliharaan alat sekaligus mendukung kebutuhan bersama.
"Diskusi ini menjadi ruang penting untuk merumuskan tata kelola yang lebih adil. Petani bisa fokus pada perawatan pohon kopi, sementara divisi hilir memastikan hasilnya diolah dan dipasarkan dengan nilai tambah yang lebih tinggi," ujar Dr. Evi Maria, anggota tim PkM sekaligus PIC kegiatan tata kelola kopi.
Sementara itu, Dr. Deasy Natalia, PIC kegiatan manajemen usaha kopi, menekankan pentingnya kesepakatan bersama: "Hal yang membanggakan adalah keberanian warga membicarakan pembagian peran, skema pembayaran, hingga iuran untuk kas dusun. Itu menunjukkan bahwa Dusun Cukil siap membangun usaha kopi berbasis komunitas yang berkelanjutan."
Diskusi hari itu ditutup dengan semangat gotong royong dan komitmen bahwa kopi Cukil bukan sekadar komoditas, melainkan juga simbol kebersamaan dan harapan baru bagi ekonomi warga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI