Mohon tunggu...
Esa Laela Noersabila
Esa Laela Noersabila Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Ilmu Komunkasi 2019 FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Politik

Syndrom Politik dari Islam

7 Desember 2019   10:58 Diperbarui: 7 Desember 2019   11:07 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun pada saat ini kita menggunakan agama sebagai alat bukan landasan dalam perpolitik tidak ada politik yang sehat. Disisi satu kita adalah politik kapitalis, kekuasaan yang dipegang oleh kaum elit pemegang modal tebesar dan menjadikan dia yang berkuasa sementara di Negara ini pemilik modal besar adalah orang asing bukan orang pribumi asli. Disisi lain, kita menganut demokrasi pancasila tapi, disisi lain yang kita inginkan adalah politik sekuler yang memisahkan anatara agama dan Negara.

Pada dasarnya, masyarakat ingin hidup sederhana dengan siapapun pemimpinnya asal masyarakat bisa hidup tentram dan sejahtera. Namun, dengan dijelaskan nya sistem pemerintahan dan politik dari dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyah membuat ketakutan jika agama menjadi fondasi dalam mengatur Negara sehingga muncul lebel radikal pada setiap gerakan yang bersumber pada Qur'an dan Hadits.

*Penulis adalah mahasiswa semester 1 mata kuliah Ilmu Politik Prodi Ilmu komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun