Mohon tunggu...
Esa Laela Noersabila
Esa Laela Noersabila Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Ilmu Komunkasi 2019 FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Politik

Syndrom Politik dari Islam

7 Desember 2019   10:58 Diperbarui: 7 Desember 2019   11:07 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ilmu Pengetahuan berkembang pesat,  tingkat kesejahteraan umat terjamin dan banyak hal lain yang bisa kita saksikan melalui manuskrip-manuskrip yang tersimpan di museum atau peninggalan peninggalan dalam bentuk bangunan, dan prasasti. Membahas mengenai Islam dan politik memiliki titik singgung berat ini memang benar, karena kita tidak bisa melupakan jas merah.

Pada saat jaman Rasulullah menjadi khalifah beliau sudah berpolitik dan mengajarakan sebuah sistem politik yang berlandaskan kepada agama. Ambilah sebuah perbandingan dari daulan Bani Umayyah dan daulah Abbasiyah dengan sistem pemerintahan dan politik saat ini di Indonesia.

Pada masa dinasti Umayyah yang mengambil nama dari keturunan umayyah ibnu Abdi Syms Ibn Abdi Manaf berdiri pada tahun 661 M sampai dengan 750 M. pendiri ini berawal dari masalah tahkim atau  kehukuman yang menyebabkan perpecahan dikalangan pengikut Ali Bin Abi Thalib pada saat menjadai Khalifah menggantikan Utsman Bin Affan.

Perpecahan yang terjadi berakhir dengan wafatnya Ali Bin Abi Thalib, dari perepecahan ini timbulah dua golongan, golongan yang mengikuti Ali (Syiah) dan golongan yang membenci Ali ada kisah yang mengatakan Hasan diracuni, Husein di bunuh. Yang kemudian diambil alih oleh Mu'awiyah, Mu'awiyah yang menjadi pemimpin pada saat itu membuat kebijakn untuk memindahakan ibu kota dari Madinah ke Damaskus.

Selain melakukan pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus Mu'awiyah pun melakukan pergantian sistem kekhalifahan kepada sistem monarki atau kerajaan. Pergantian perpindahan pemimpin dilakukan secara garis keturunan.

Hal ini juga terjadi di Negara Indonesia, bukan tentang pergantian perpindahan kepemimpinan, melainkan tentang pemilihan staff khusus yang diambil dari kaum milineal yang dimana salah satunya adalah anak seorang pemimpin. Adapun artikel yang mengatakan bahwa pemilihan stafsus milenial ini hanya menjadi etalase dan tidak mewakili desa, maksud disini adalah jika ingin mengambil pemuda yang berprestasi tidak harus dari kalangan yang milenial dan sudah melek digital.

Karena yang persoalan dibutuhkan Indonesia saat ini adalah sector Riil jadi, ambilah pemuda yang menjadi petani untuk dibimbing dan dijadikan sebagai enterprenur untuk menjadikan Indonesia maju. Sama hal nya dengan kepemimpinan dinasti umayyah yang dipimpin oleh Mu'awiyah dalam sistem kerajaan yang hanya menguntungkan satu pihak dan sistem itu tidak berlangsung lama.

Karena, sistemnya yang menggunakan garis keturunan. Tetapi dalam dinasti umayyah yang pimpin oleh Mu'awiyah berhasil mendirikan balai-balai pendaftaran dan menaruh perhatian atas jawatan Pos.

Beralih dari sistem pemerintahan  dan politik dinasti Bani Umayyah, menuju sistem pemerintahan dan politik dinasti Bani Abbasiyah yang mengambil nama dari paman nabi Muhammad Al Abbas Bin Abdul Muthalib Bin Hasyim. Bani Abbasyiah disebut sebut sebagai kerajaan yang paling pantas memimpin karena garis keturunannya nya dekat dengan nabi.

Pada masa kekhalifahan bani Abbasiyah bani Abbasiyah banyak sekali perubahan-perubahan yang dilakukan. Mulai dari ilmu penegtahuan yang muncul seperti peguruan tinggi yang dipimpin oleh Imam Alghazali dan kemudian banayk diadopsi dan ditiru oleh Negara Barat.

Dari dua pemerintahan diatas yang telah disebutkan, dapat dilihat bahwa agama tidak  dijadikan alat dalam berpolitik melainkan dijadikan sebuah qanun atau aturan pada saat sudah berkuasa sehinggga Islam meberikan kontribusi peningkatan peradabannya terhadap dunia. Contohnya beridirnya perpustakaan AL-Hamra dan perguruan tinggi Al- Ghalzali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun