Mohon tunggu...
Ervita Widyastuti
Ervita Widyastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Vita

Just ordinary woman but friendly and sweet :) http://ervitanw.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Panjat Tebing ala Via Feratta di Gunung Parang Purwakarta

26 September 2022   13:10 Diperbarui: 26 September 2022   16:40 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Via Ferrata berasal dari bahasa Italia yaitu via (tangga) dan ferrata (besi). Jaman dulu, via ferrata digunakan oleh biarawan Italia untuk menuju kastil atau monastery yang terletak di atas bukit (Dokpri)

Begitu badan saya ditarik dan berhasil duduk saya merasa lega sekali. Jantung saya berdebar kencang dan saya merasa lemas luar biasa. Tangan saya gemetaran sampai kesulitan melepas carabiner tali yang akan ditarik lagi oleh Kang Ajo.

Setelah saya duduk untuk melepas ketegangan dan sedikit beristirahat, teman saya Ela mulai turun. Dan saya menunggu teman setelah saya supaya bisa menariknya ke shelter tersebut. Tetapi ketika Ado, teman saya datang, saya masih deg-degan dan takut sehingga yang menariknya adalah mas Bondan.

Akhirnya tiba giliran saya untuk turun karena Ela telah sampai di bawah dengan selamat. Kali ini saya turun dari ketinggian 70 meter tetapi rasa deg-degannya tetap sama. 

Saya sempat menjerit-jerit ketakutan karena kaki saya sempat tidak menjejak dinding sehingga saya merasa seperti mau jatuh. Karena sudah dekat, teman-teman yang di bawah memberi semangat sehingga saya bisa menjejakkan kaki kembali ke dinding dan akhirnya tiba di tanah dengan selamat.

Ya Allah, mau nangis rasaya karena lega akhirnya bisa menjejakkan kaki lagi di tanah. Saya segera duduk dan minum untuk menenangkan diri. Teman-teman yang lain masih terus turun satu demi satu. 

Bapak penjaga yang ada di base camp datang untuk membantu sehingga saya, Deedee dan Ela bisa kembali ke basecamp. Teman yang lain ada yang masih menunggu peserta yang masih turun.

Sampai di basecamp, sambil menunggu peserta lain, saya memesan indomie rebus pake telor dan cabe rawit. Laper gila rasaya abis naik turun tembing yang begitu terjal dengan segala jejeritan saya tadi. Sumpah, masih takjub dengan keberanian saya akhirnya berhasil memanjat tebing tegak lurus seperti itu.

Jujur sewaktu saya ingin mencoba naik Gunung Parang saya tidak menyangka bahwa tebingnya ekstrim seperti itu jadi saya tenang-tenang aja. Ternyata.. oh ternyata...

Akhirnya semua peserta berhasil turun dengan selamat, termasuk anak kecil berusia 8 tahun yan diajak orang tuanya. Pendakian melalui Via Ferrata di Gunung Parang ini memang bisa ditujukan untuk usia mulai dari 5-60 tahunan. Yang penting tidak mempunyai sakit jantung dan ketinggian.

Setelah selesai makan, kami mengumpulkan tips untuk para guide yang telah bekerja keras sore itu. Dan tepat jam 8 malam perjalanan kembali ke Jakarta dimulai. Perjalanan lancar, dan tiba kembali di Jakarta sekitar jam 12 malam. Alhamdulilah.

Lega banget rasanya bisa kembali menikmati kasur empuk di rumah. Sambil melihat-lihat foto saya merasakan kembali tangan saya dingin dan berkeringat jika melihat betapa tingginya saya memanjat dan betapa berbahayanya posisi saya saat itu. Jika jatuh ke bawah sudah pasti nyawa taruhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun