Bagaimana aku bisa supaya bebas menafsirkan apa yang aku tulis sebuah puisi itu?
Aku biarkan saja jemari ini menuliskan kata-kata di kertas puith itu apa adanya  setelah mendengar jerit hati yang mengiba-iba
Sebagaimana aku mendengar alunan ayat-ayat suci, maupun lagu-lagu yang begitu merdu
Menyelinap jauh ke lubuk hati
Tanpa perlu bertanya kembali bagaimana seharusnya aku menulis puisi
Puisi ini milikku
Puisi juga adalah milikmu
Milik pikiran dan hati yang terjelma dalam untaian kata-kata
Entah hidup atau mati
Baca juga:
https://www.kompasiana.com/erusnadi/631c788aa196e35832732b93/setelah-jauh-aku-berjalan