Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mungkin Saja Kesenangan sebagai Motif Jabatan

31 Januari 2023   20:05 Diperbarui: 20 Februari 2024   14:41 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi para kades berunjuk rasa menuntut masa jabatan sembilan tahun (Sumber gambar: detik.com)

Dari sini, keterkaitan antara autokesenangan dan tubuh melintasi permukaan dirinya. Bandingkanlah kesenangan dalam kaitannya dengan masa jabatan kepala desa yang dimanfaatkan mungkin untuk meraup "keuntungan" dan status yang dipertaruhkan!

Kesenangan menjadi sesuatu 'yang tidak nyata' (imajiner, yang nyata dan simbolik seperti bedak, lipstik, parfum, dan lainnya dari mesin ketidaksadaran). Permukaanlah berupa tubuh modal yang memengaruhi kita (dana desa, anggaran dana desa), dimana kesenangan yang memberi umpan balik padanya. Bisa dikatakan, kemustahilan nilai tanpa kesenangan dirinya berada dalam pilihan.

Setiap proses produksi berlangsung dalam kesenangan tidak lagi membagi "ampas" mikro kuasa desa menjadi semacam kecanduan yang khas. Pada saat kita tidak lagi menemukan rayuan yang mematikan  sekaligus ketidakhadiran residual.

Citra modal uang yang ditanam dan disebarkan oleh mesin kesenangan melingkari orang-orang tergabung dalam kelompok kepentingan tidak lebih dari energi ampas yang tersis dalam kepemerintahan desa. Autoproduksi kesenangan yang dimainkan oleh kelompok kepentingan untuk memperebutkan kuasa dengan cara "halus" dengan memanfaatkan kata-kata sesuai tingkatan 'tersembunyi' melalui pendekatan yuridis-politik. Mesin kesenangan menopang energi "massa" kepala desa yang dibentuk mesin birokrasi untuk mengisap aroma tubuh modal lewat dana desa dan alokasi dana desa sebelum menikmati "analnya" sendiri.

Dalam kesenangan didukung oleh kata-kata dan diskursus, kedok itu dapat disingkap.

Berkat titik permukaan, sisi kehidupan atau pemikiran manusia berangsur-angsur berubah. Justeru permukaan merupakan sudut pandang yang khas melalui kesenangan seseorang terhadap kata dengan logika-bahasa sesuatu yang membuatnya tertarik.

Sejauh bahasa lisan sesuai dengan bahasa tulisan ada dalam pikiran pembaca sekaligus pikiran penulis melalui kesenangan. Arus kata-kata akan mengambang bebas di atas permukaan bergerak dari citra hasrat ke realitas yang diputuskan relasinya dengan kesenangan berada sekitar kita, seperti daun-daun mengambang di permukaan kolam air.

Satu sisi, masa jabatan kepala desa terpisah dengan wujud lahiriah. Pada sisi lain, titik permukaan menandakan celah di balik wujud lahiriah yang bisa diprediksi terukur dan berbicara pada kita. 

Meski orang-orang memiliki hasrat untuk kuasa desa, tetapi ia tidak lagi terungkap dalam kesenangan yang bersih dari penyimpangan.

Kata-kata kembali berada dalam ketidakhadiran gaya dan tata bahasa kesenangan. Bentuk dan ruang kosong yang menyelimuti kata-kata itu sendiri. Kata-kata eksis dalam tulisan menjadi titik pergerakan dari satu diskursus ke diskursus lainnya.

Diskursus masa jabatan kepala desa mencoba menggambarkan sesuatu mengenai eksis atau tidaknya melalui kesenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun